Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Rektor Enam Perguruan Tinggi Desak Rekonsiliasi Nasional

Agus Utantoro
02/6/2019 10:06
Rektor Enam Perguruan Tinggi Desak Rekonsiliasi Nasional
Enam rektor perguruan tinggi negeri dan swasta di DIY mendesak seluruh komponen bangsa segera melakukan rekonsiliasi pasca Pemilu 2019.(MI/Agus Utantoro )

ENAM rektor perguruan tinggi negeri dan swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta mendesak seluruh komponen bangsa segera melakukan rekonsiliasi nasional pasca Pemilu 2019 ini.
Hal itu disampaikan para rektor usai seminar memeringarti hari lahir Pancasila di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (1/6) malam.

Mereka yang mendesak perlunya rekonsiliasi adalah Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Yudian Wahyudi, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Panut Mulyono, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Sutrisna Wibawa, Rektor UPN Veteran Dr Mohammad Irhas Effendi, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Prof Purwo Santoso, dan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid PhD.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi mengatakan Pancasila merupakan ijma kesepakatan kenegaraan bangsa Indonesia yang mengikat. Demi kemaslahatan, tidak boleh membenturkan ijma yang lebih lemah dengan yang kuat.

"Terkait dengan perselisihan Pemilu 2019, kita menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang diharapkan bisa bersikap adil," katanya.

Tidak ketinggalan Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan keragaman menjadi berkah dan identitas nasional berkat Pancasila yang kental dengan nilai-nilai inklusivitas. Untuk terus menjaga relevansinya, imbuh Panut, Pancasila perlu direjuvinasi dan reaktualisasi terutama dalam konteks era milenial. Pada kesempatan sama Rektor UPN Veteran Mohammad Irhas Effendi mengatakan tidak ada negara yang kuat tanpa nilai pengikat. Pancasia adalah nilai pengikat berbangsa dan bernegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Oleh karena itu, upaya penyadaran, pemahaman, dan internalisasi nilai-nilai Pancasila harus terus dilakukan dengan metode yang efektif," katanya.

Sedangkan Rektor UII Fathul Wahid mengatakan Pancasila adalah mitsaqan ghalidha, perjanjian yang sangat kuat bagi Bangsa Indonesia. Pancasila menyatukan bangsa Indonesia. Menurut dia, perbedaan yang ada diikat, bukan dilebur. Rekonsiliasi penting untuk mengurangi kebocoran energi bangsa ini.

"Rekonsiliasi perlu dilakukan elite politik maupun 'grass roots', rakyat biasa. Ini penting agar persatuan bangsa tetap terjaga," katanya.

Dalam diskusi itu, Rektor UNU Purwo Santoso mengatakan bangsa Indonesia harus melaksanakan Pancasila secara serius. Hal itu penting karena sampai hari ini kesungguhan ber-Pancasila masih dipertanyakan.

"Pancasila bukan hanya dikatakan tetapi juga harus dilakukan secara serius," katanya.

Sementara Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta menegaskan tidak ada negara yang kuat tanpa nilai pengikat, dan Pancasila adalah nilai pengikat berbangsa dan bernegara Kesatuan Republik Indonesia.

"Karenanya upaya penguatan, pemahaman, dan internalisasi nilai-nilai pancasila harus terus dilakukan," tegasnya.

baca juga: Mentan Amran: ASN Kementan Dilarang Terima Bingkisan Lebaran

Di ujung diskusi, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Sutrisna Wibawa mengemukakan bangsa Indonesia dibangun dengan pengorbanan yang luar biasa. Ia mencontohkan di Yogyakarta, keraton langsung menyatakan bergabung setelah ada proklamasi. Rekonsiliasi tokoh-tokoh nasional perlu dilakukan segera.

"Pancasila bisa merajut semua. Jangan hanya memandang kepentingan sendiri, tetapi hendaknya kepentingan negara," tegas Sutrisna.

Pada kesempatan itu, Sutrisnwa Wibawa dengan tegas menolak terhadap wacana referendum Aceh. Menurut dia, mereka yang menuntut referendum itu dipastikan tidak memahami  perjuangan bangsa termasuk sejarah Aceh.

"Perjuangan masyarakat Aceh dan masyakat Yogyakarta untuk membentuk Indonesia ini sangat-sangat besar," katanya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya