Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
TAUFIK Damas, Wakil Khatib Syuriah PWNU DKI Jakarta sekaligus tokoh muda NU, menilai acara Munajat 212 tidak murni gerakan keagamaan. Ia berharap, tempat keagamaan tidak dibajak untuk kegiatan politik.
"Itu tidak bisa ditutupilah. Pada akhirnya semua orang tahu bahwa yang terjadi di dalamnya adalah orasi politik, bukan kegiatan keagamaan murni," ujarnya seusai diskusi Mengapa Harus Memilih, di Jakarta, Sabtu (23/2).
Baca juga: Soal Aroma Kampanye di Munajat 212, Bawaslu Tunggu Kajian Bawahan
Menurutnya, agama dan politik merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dipisahkan, namun jangan pula dicampuradukkan. Setiap orang juga wajib menghormati tempat keagamaan yang fungsinya untuk memperkuat iman, menimba ilmu keagamaan, meningkatkan ketakwaan, dan menanamkan spiritualitas.
"Ngomong politik di tempat ibadah itu boleh, tapi kalau kampanye politik tidak boleh. Sama dengan orang ngomong ekonomi di tempat ibadah boleh, tapi orang jualan di tempat ibadah itu tidak boleh." tandasnya.
Ia menambahkan, apabila terjadi kampanye politik di tempat ibadah maka tempat tersebut jelas telah membelah masyarakat. Apalagi orang yang datang juga beragam, serta belum tentu senang dengan pemandangan tersebut. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved