Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Jokowi Ajak Perangi Isu Negatif

Putra Ananda
29/10/2018 04:45
Jokowi Ajak Perangi Isu Negatif
(Ist)

CALON presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), perlahan mulai melawan isu-isu negatif yang ditujukan kepada dirinya. Jokowi yang biasanya tidak acuh terhadap isu negatif dari lawan politik, kini mengajak salah satu partai politik (parpol) pendukungnya, Partai NasDem, untuk bersama melawan isu negatif saat tahapan kampanye.

“Isu-isu negatif ini sering membuat masyarakat bingung, kita harus bisa memerangi isu dengan cara menjelaskan hal yang benar dan bisa diterima di masyarakat. Dengan begitu kita bisa mudah untuk masuk dan berkomunikasi dengan rakyat,” tutur Jokowi dalam apel siaga NasDem yang berlangsung di Jatim Expo (JX) Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/10).

Hal senada juga disampaikan Jokowi seusai menghadiri rakernas tim kampanye nomor urut 01 di Hotel Empire Surabaya, kemarin. Pada kesempatan itu Jokowi meminta tim kampanye tidak membalas perilaku kampanye negatif ataupun kampanye hitam yang dilakukan kubu lawan. Dia pun meminta tim pemenangan memperkuat kemampuan menjelaskan sejumlah isu penting kepada masyarakat.

Salah satu yang coba diluruskan Jokowi ke masyarakat ialah isu pemerintah pro­antek asing dan ‘aseng’. Dalam kesempatan itu Jokowi menjelaskan isu tersebut merupakan isu yang dipolitisasi sehingga membuat persepsi masyarakat terhadap pemerintah menjadi berbeda.

“Ada blok besar namanya Blok Mahakam yang dikelola Prancis dan Jepang, kini 100% milik Pertamina. Lalu ada Blok Rokan yang juga sudah diserahkan ke Pertamina 100%. Freeport kita dapat saham 51,2% padahal dulu cuma 9,3%. Lalu antek asingnya di mana?” tutur Jokowi diikuti tepuk tangan yang meriah dari ribuan kader NasDem yang hadir.

Masih mengenai asing dan ‘aseng’, Jokowi juga tidak luput membahas isu serbuan 10 juta tenaga kerja Tiongkok ke Indonesia. Pada kesempatan tersebut Jokowi menjelaskan bahwa kesepakatan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Tiongkok ialah mendatangkan 10 juta turis Tiongkok ke Indonesia.

“Saya sampaikan bahwa yang 10 juta itu ialah turis. Saat ini ada 180 juta turis Tiongkok yang jadi incaran wisata dari negara lain. Sementara soal tenaga kerja itu hoaks. Berdasarkan data, tenaga kerja dari Tiongkok di Indonesia ada 24 ribu, sementara TKI di sana ada 80 ribu, artinya di sana banyak antek Indonesia,” tutur Jokowi disambut tawa hadirin.

Jokowi juga mempertanyakan tuding-an dirinya mengkriminalisasi ulama. “Ulamanya mana yang dikriminalisasi? Tiap hari saya bareng ulama, tiap minggu saya ke pesantren, sekarang cawapres kita topnya ulama Indonesia, Ketua MUI.”

Jokowi meminta agar selama masa kampanye para elite politik tidak membohongi rakyat dengan sumber data yang tidak bisa dipercaya. Jokowi merasa hal tersebut sudah tidak patut dilakukan di era demokrasi yang semakin beranjak dewasa.
“Jangan bohongi rakyat dengan data yang ngawur. Itulah makanya kemarin saya bilang politikus sontoloyo, yah yang seperti itu,” tutur Jokowi.

Luruskan dengan fakta
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menuturkan bahwa segala tuduhan yang ditujukan kepada Jokowi dapat diluruskan dengan fakta yang ada. Ia sepakat dengan Jokowi bahwa isu negatif yang berkembang di masyarakat perlu dilurus­kan dengan penjelasan yang mudah diterima.

“Itu memberikan sebuah jawaban yang amat simpel, sederhana, ada tuduhan ada realitas. Jelaskan saja mulai isu apa, nasionalisme, antek asing, antek aseng, nah begini (dijelaskan). Saya pikir dia telah melakukan apa yang terbaik.” (FL/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya