1.425 Tahanan di Sulteng Melarikan Diri

Juven Martua Sitompul
01/10/2018 13:00
1.425 Tahanan di Sulteng Melarikan Diri
(ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

DIREKTORAT Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM menyebut sebanyak 1.425 warga binaan di Sulawesi Tengah (Sulteng) melarikan diri. Para narapidana maupun tahanan itu kabur usai terjadi gempa disusul tsunami pada Jumat (28/9).

"Isi total (Lapas/Rutan) Sulawesi Tengah 3.220, yang ada di dalam 1.795, yang tidak berada di tempat 1.425, ini berdasarkan informasi pagi ini," kata Dirjen PAS Sri Puguh Budi Utami dalam konfrensi pers di kantornya, Senin (1/10).

Para napi dan tahanan yang kabur itu berasal dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palu, Lapas Perempuan (LPP) Kelas III Palu, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu, Rumah Tahanan (Rutan) Klas II A Palu, dan Rutan Klas II B, Donggala.

Sri Puguh memerinci tahanan yang kabur, untuk di Lapas Palu hingga kini hanya tersisa 66 dari 581 narapidana. Kemudian di Rutan Palu tersisa 53 dari 463 tahanan. Lalu, di Rutan Donggala, sebanyak 343 tahanan semuanya kabur.

Sedangkan, di LPP tersisa 9 dari 84 tahanan. Dan di LPKA tersisa hanya 5 dari 29 tahanan.

"Kami masih menunggu info dari Donggala, karena di sana belum ada napi yang kembali dan masih kosong," ujar dia.

Sri Puguh menuturkan pihaknya memberikan waktu satu minggu bagi para narapidana ataupun tahanan yang masih berada di luar untuk melapor dan kembali ke penjara. Ditjen PAS telah membangun posko untuk mencari penghuni Lapas dan Rutan.

"Waktu yang diberikan jajaran kami satu minggu, setelah satu minggu ada pencarian yang dilakukan satuan tugas," ujar dia.

Dia memastikan dari laporan yang diperoleh tidak ada narapidana yang menjadi korban gempa dan tsunami. Para tahanan ini berasal dari kejahatan tindak pidana umum, narkotika, hingga korupsi.

"Di Donggala enggak ada korban jiwa, di Lapas Palu dan Rutan Palu enggak ada korban jiwa, itu informasi yang kami peroleh," pungkas dia. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya