Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Ikatan Ideologis Kendor Penyebab Kader Pindah Partai

M Taufan SP Bustan
19/7/2018 15:40
Ikatan Ideologis Kendor Penyebab Kader Pindah Partai
(MI/Susanto)

POLITIKUS Partai Golongan Karya (Golkar) Zainuddin Amali menilai, ada empat hal yang menyebabkan sehingga menjelang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 banyak kader berpindah partai.

Pertama menurutnya, karena tidak begitu kuatnya ikatan ideologis antara kader dengan partainya. Sebab, kalau ideologinya kuat biar partainya mau mati pasti kader itu bertahan.

“Karena ada ideologi yang kita yakini dengan partai yang ada. Nah, kalau ini longgar kita pasti bisa pindah,” terang Zainuddin saat menjadi narasumber dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema 'Bacaleg Lompat Partai, DPR Banjir PAW, Ganggu Kinerja?' di Media Center, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7).

Anggota Komisi II DPR itu menyebutkan, penyebab lainnya sehingga kader banyak pindah partai karena adanya konflik di partai terdahulunya. Terlebih, konflik itu tidak hanya karena keterpecahan di pengurus. 

Sama halnya di Golkar juga pernah pecah, bahkan kader potensial meninggalkan partai kemudian dia jadi calon kepala daerah dengan partai lain. 

“Karena dia ada konflik. Bisa juga konflik antara individu dengan pengurus dan konflik antarkader itu sendiri juga jadi penyebab,” ungkap Zainuddin.

Selain itu, lanjutnya, tentang kelangsungan kader di partai itu. Dengan ambang batas 4%, orang pasti berpikir apakah bisa lolos di partai sebelumnya apa tidak. Ini juga jadi pertimbangan. 

“Karena orang jelas berekspektasi bahwa dia akan duduk di parlemen dengan demikian partai yang diwakili bisa lolos ambang batas, kalau tidak ada kepastian dia tidak akan bertahan dan pindah partai, itu pasti,” jelas Zainuddin.  

Tidak sampai di situ, lanjutnya, dengan sistem proporsional terbuka kompetisi itu pun sangat terbuka, baik antarcaleg dan partai maupun di internal.

“Kalau ada partai yang kira-kira menyiapkan atribut bendera, kaos, dan lainnya, tentunya itu juga menjadi pilihan orang dan itu tidak salah saya kira. Tetapi itu menjadi variable terakhir,” paparnya.

Oleh karena itu, tambah Zainuddin, kalau kader ada ikatan ideologis yang kuat dengan partainya, pasti ketiga penyebab tadi tidak akan berpengaruh.

“Makanya intinya semua dikembalikan kepada ikatan ideologis si kader dengan partainya,” pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya