Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Deklarasi Prabowo Dinilai Belum Pasti

 Dede Susianti
11/4/2018 21:25
Deklarasi Prabowo Dinilai Belum Pasti
( ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

DEKLARASI Partai Gerindra yang mendaulat Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2018, dianggap masih belum pasti. Semua itu dilakukan hanyalah demi kepentingan elektoral.

Gerindra memang sudah mendeklarasikan ketua umumnya maju di pemilihan presiden (pilpres) 2019, Rabu (11/4). Namun menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, pendeklarasian Prabowo itu belum pasti.

Ditemui di sebuah acara di Bogor, Yunarto mengatakan, apa yang dilakukan Prabowo atau Gerindra untuk pilpres sama dengan pola pilkada.

Pola itu ialah mendeklarasikan diri jauh-jauh hari. Tapi pada hari H atau injury time berubah karena kompromi panggung belakang dan kemudian terjadi perubahan nama.

"Tapi betul dalam konteks kepentingan Gerindra, secara elektoral mereka membutuhkan deklarasi Prabowo jauh-jauh hari. Karena ada efek dari pilpres, pileg yang berbarengan," katanya, Rabu (11/4).

Menurutnya, jika Prabowo terus menerus mengundurkan deklarasi, yang terjadi adalah kemunduran psikologis dari orang-orang Gerindra.

"Menurut saya yang dibutuhkan saat ini bagaimana Prabowo kemudian mendeklarasikan diri. Minimal untuk konsolidasi di level internal," tutur Yunarto.

Alasan yang kedua, lanjutnya, pendeklarasian itu jadi testing. Biasanya, para calon mendapatkan elektabilitas tinggi dari sisi kenaikan kalau dia sudah resmi mendeklarasikan diri. Dan itu terjadi juga di pilkada.

"Kalau masih ada keraguan bahkan tidak mendeklarasikan diri, biasanya di survei elektabilitasnya akan rendah," imbuh Yunarto lagi.

Namun, mengenai kepastian itu faktor yang berbeda. Dia mengatakan, kepastian itu, pertama, Gerindra membutuhkan partai lain. Karena Gerindra sendirian tidak cukup.

Selama PKS, sebagai partai yang paling dekat dengan dirinya, lanjut Yunarto, belum menyatakan dukungan resmi, tidak bisa dikatakan secara pasti Prabowo maju.

"Kecuali PKS sudah mendeklarasikan diri. Berbeda dengan Jokowi, sudah hampir 4 partai yang mendeklarasikan diri dan sudah memenuhi prasyarat," terangnya.

Menurutnya, masalah logistik yang sulit dibuka. Apakah ada kesiapan logistik dari calon untuk bertarung di ranah yang sangat besar.

"Kita ingat celetukan Kivlan Zein yang sangat ramai. 'Gatot Nurmantyo duitnya lebih banyak dibanding Prabowo katanya'. Ini kan sebuah kondisi riil yang muncul. Celetukan dari seorang jenderal yang menjadi calon wapres. Yang berani maju itu harus cukup duitnya. Dan di situ menurut saya akan jadi perhitungan sendiri buat Prabowo untuk memastikan maju atau tidak,"ungkapnya. (OL-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya