Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pertemuan Luhut dan Prabowo Bukan Perintah Golkar

 Golda Eksa
09/4/2018 21:30
Pertemuan Luhut dan Prabowo Bukan Perintah Golkar
(MI/Susanto)

KETUA Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan pertemuan politisi Golkar Luhut Binsar Panjaitan dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akhir pekan lalu, lebih bersifat pribadi.

Menurut Airlangga, pertemuan tersebut juga tidak dilakukan atas dasar atensi Golkar. 

"Itu pertemuan pribadi. Tidak ada (perintah dari DPP Golkar)," ujar Airlangga di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (9/4).

Ia menilai pertemuan Luhut dan Prabowo merupakan hal biasa. Apalagi keduanya juga berasal dari TNI AD serta pernah di kesatuan yang sama. "Ya, artinya pertemuan biasa saja," terang Menteri Perindustrian itu.

Masih di lokasi yang sama, Ketua Dewan Pembina Hanura sekaligus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto enggan berkomentar ketika awak media menanyakan hal serupa. "Tanya Pak Luhut, kok malah nanya saya," katanya.

Begitu pula dengan Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri yang juga politisi PKB. Ia menjawab diplomatis sembari berlalu dengan mobil dinasnya. "Kok jadi bahas politik, (bicarakan) kerjaan saja, kerjaan," terang dia.

Sedangkan Menteri Sosial Idrus Marham menegaskan pertemuan Luhut dan Prabowo sedianya tidak perlu dipersoalkan. Pertemuan itu merupakan bentuk silaturahim karena Indonesia merupakan bangsa majemuk.

"Kalau ada pertemuan, kenapa memangnya? Kan, tidak ada larangan bertemu. Satu visi atau tidak satu visi, satu koalisi atau tidak satu koalisi. Negara ini rusak kalau kita hanya berkomunikasi dengan satu koalisi," tegas Idrus.

Mantan Sekjen Partai Golkar itu enggan berpolemik apakah tujuan pertemuan untuk mengajak Prabowo merapat ke kubu Joko Widodo. Ia juga tidak mau mencampuri apabila pertemuan itu ternyata atas petunjuk dari DPP Golkar.

"Terserah. Itu saya tidak mau ikut campur. Bertemu kan enggak harus berkoalisi, tetapi sesama anak bangsa harus bertemu. Nah, tentu punya pandangan politik yang berbeda dan kita harus pahami perbedaan itu," tutur Idrus lagi. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya