Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
CARA kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang bertendensi populisme kanan, bukan saja tidak cocok untuk konteks Indonesia tapi juga di negerinya.
Menurut pengamat politik Airlangga Pribadi Kusman, Trump mendorong pembelahan sosial dan ketakutan terutama dari kalangan imigran, muslim, dan minoritas lainnya dari kemarahan kalangan rasis yang mulai mendapat angin.
"Sementara konsepsi nasionalisme Trump bukan melayani kepentingan masyarakat bawah, tapi sebenarnya lebih mengakomodasi kepentingan kelompok-kelompok elite. Dan tentunya kroni-kroni Trump," ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (3/4).
Dia menambahkan, ketakutan bahwa model kepemimpinan seperti itu akan dicontoh, misalnya diusung oleh Prabowo Subianto, pasti tidak akan mendapat ruang.
"Mengingat bahwa dalam Pilpres 2014 sentimen pembelahan sosial dan wacana model nasionalisme Soeharto menjadi isu utama, itu kan tidak dapat ruang. Prabowo pun akhirnya kalah dari Joko Widodo," ungkap Airlangga lagi.
Pengajar di Program Studi Ilmu Politik Unair itu menambahkan, jika Prabowo mencontoh pola Trump, sepertinya bukan pilihan kepemimpinan yang baik untuk Indonesia ke depan.
"Model kampanye Prabowo seperti itu cenderung membawa pada ketakutan," tandasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved