Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

NasDem-PDIP Buka Peluang Parpol Lain Masuk Koalisi Pendukung Jokowi

Putra Ananda
03/4/2018 17:25
NasDem-PDIP Buka Peluang Parpol Lain Masuk Koalisi Pendukung Jokowi
(MI/Ramdani)

PARTAI Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membuka peluang bagi partai lain yang belum menentukan sikap untuk bergabung masuk koalisi partai pendukung Joko Widodo dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) NasDem, Johnny G Plate, seusai melakukan pertemuan dengan politikus PDIP di ruangan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, Jakarta, Selasa (3/4).

"Partai yang saat ini belum menentukan sikap dan yang ingin mengusung Jokowi, pintu koalisi terbuka selebar-lebarnya," ujar Johnny.

Johnny melanjutkan, NasDem dan PDIP secara yakin mendukung kembali Jokowi untuk mencalonkan diri guna melanjutkan pemerintahannya hingga 2024. Kedua partai sepakat untuk membangun koalisi strategis dan efektif di tengah-tengah arena politik yang asismetris.

"Koalisi ini bersifat cair, iya memang ketika pilkada koalisi bisa berbeda namun saat Pilpres kita bisa saling memperkuat," ujar Johnny.

Pertemuan kedua partai yang berlangsung kurang lebih selama 2 jam tersebut juga turut membahas cawapres pendamping Jokowi. Mengenai cawapres, NasDem dan PDIP menyerahkan hal tersebut sepenuhnya kepada Jokowi.

"Kami sepakat, kita butuh dwitunggal yang kuat. NasDem dan PDIP akan menyerahkan semuanya kepada Jokowi untuk tentukan sendiri cawapresnya. Kami yakini presiden sudah kantongi nama yang kami pastikan itu sejalan dan dapat memenuhi harapan kami," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan kerja sama antara PDIP dan NasDem sudah terjalin sejak Pemilu 2014 lalu. Bentuk kerja sama kedua partai dalam mendukung pemerintahan Jokowi dikatakan oleh Hasto akan berlangsung hingga 2024 mendatang.

"Tentu sejarah ini terus kami perkuat dan kami implementasikan untuk mengawal pemerintahan Jokowi, tidak hanya sampai 2019. tapi kami akan terus mengawal sampai 2024 yang akan datang," jelasnya.

Masih jelas dalam ingatan Hasto, ketika Pilpres 2014 lalu dikatakan olehnya PDIP dan NasDem merupakan partai pertama yang mengumumukan Jokowi sebagai presiden terpilih satu hari setelah proses quick count selesai. Tentu konsistensi dukungan dua partai ini kepada Jokowi harus terus dilanjutkan.

"Kami mempunyai semangat yang sama, platform pemerintahan Jokowi adalah membangun dari pinggiran dengan Nawacitanya yang sangat senilai dengan gagasan PDIP dan NasDem," paparnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya