Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Kritikan Prabowo Cuma Tanda Kepanikan

Rudy Polycarpus
01/4/2018 22:40
Kritikan Prabowo Cuma Tanda Kepanikan
(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

LANGKAH Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang melempar kritik kepada pemerintah merupakan keniscayaan sebagai oposisi

Hal itu, menurut Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjajaran Bandung Muradi, Prabowo tengah bermanuver guna mengatrol elektabilitasnya yang masih tercecer dengan Presiden Joko Widodo sebagai petahana.

"Langkah yang wajar melakukan kampanye negatif. Saat ini Prabowo sedang panik dengan menyerang pemerintah untuk menarik perhatian publik," ujar Muradi, Minggu (1/4) semalam.

Posisi Prabowo sebagai oposisi, jelas Muradi, tidak memiliki program atau jabatan yang bisa menjadi magnet bagi publik dan bisa diukur kinerjanya. 

Sehingga, hal yang paling mungkin dilakukan mantan Danjen Kopassus ini ialah memainkan kampanye negatif. Di sisi lain, sambungnya, Prabowo juga membutuhkan perhatian dari partai politik. Pasalnya, koalisi yang dibangunnya kini tak sekuat 2014.

"Koalisi 2014 lalu sudah pecah. PKS sebagai mitra kuat juga tengah bermanuver dengan memunculkan 9 cawapres. Loyalitas PKS juga sudah tak sekuat dulu," papar Muradi.

Ia juga menilai kritikan dilempar Prabowo juga sebagai cara agar dilirik para donatur politik. Jika elektabilitasnya terus tertinggal, maka mantan Pangkostrad ini akan ditinggal donaturnya. 

"Apalagi Hashim Djojohadikusumo juga bilang dana Prabowo tengah bermasalah dan Hasyim juga bilang Prabowo belum tentu mencalonkan lagi," ujarnya.

Ia memprediksi peluang Prabowo kian mengecil jika mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo resmi membuka diri menuju Pilpres 2019. Apalagi, publik dapat melihat kualitas yang dilempar Prabowo ternyata banyak tak berkualitas. 

"Dia akan tamat kalau Gatot bersedia dicalonkan. Maka mari kita lihat survei April ini untuk melihat dampak dari kampanye negatif Prabowo. Publik tahu kok kualitas kritikannya yang malah jadi blunder," pungkas Muradi. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya