Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Polri Usut Jaringan Suliyono

Sri Utami
12/2/2018 15:57
Polri Usut Jaringan Suliyono
(ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
POLRI menyatakan tidak mau berspekulasi atas beberapa kejadian tindak kekerasan yang menimpa tokoh agama dan tempat ibadah dan terjadi dalam beberapa hari ini. Aparat kepolisian tengah bertindak cepat mengungkap tindak kekerasan tersebut.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan anggotanya tengah melakukan penyelidikan dari setiap peristiwa yang terjadi. Selain wajib bekerja cepat, penyelidikan sebagai bukti penindakan harus berdasarkan fakta dan hukum yang berlaku. Sehingga spekulasi yang banyak berkembang di tengah masyarakat bisa segera diredam.

"Kami tidak ingin kejadian ini berkembang pada spekulasi yang tidak jelas, dikaitkan-kaitkan lalu akhirnya memunculkan keresahan," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, sikap Polri tetap beranjak pada fakta hukum. Spekulasi terkait kemungkinan motif di belakang kejadian akan terungkap dari berbagai bukti dan keterangan yang didapatkan oleh penyidik.

"Saya meminta kepada masyarakat untuk tenang, kami bisa atasi persoalan ini, kami bisa tangkap pelakunya, saya perintahkan untuk jajaran kepolisian, memperkuat pengamanan tempat ibadah. Kemudian jangan berspekulasi dengan versi sendiri. Dan jangan mau dimafaatkan untuk mengadu domba masyarakat," tegasnya.

Penyidik hingga kini, lanjut Tito, masih mendalami dugaan kemungkinan adanya jaringan yang melakukan tindakan tersebut. Pun pemeriksaan secara intensif terhadap pelaku penyerangan gereja Santa Lidwina, Sleman, Jogjakarta, Suliyono telah dilakukan hingga ke tahap penggeledahan rumah orang tuanya di Pesanggaran, Banyuwangi.

Dari dugaan sementara pelaku Suliyono telah terpapar paham radikal yang pro kekerasan. Dia diduga sempat berpindah ke beberapa daerah untuk mempelajari paham radikal tersebut.

"Percayakan pada polisi, pemerintah, saya juga sudah minta panglima TNI turunkan intelijen, memberikan informasi yang bisa dikembangkan bersama. Dan bisa ditangani dengan fakta yang ada," imbuhnya.

Mantan Kapolda Papua ini juga menuturkan telah memerintahkan Densus 88 Polri, intelejen polri dan polda untuk mendalami peran pelaku penyerangan serta memperkuat penjagaan tempat ibadah.

"Dia pernah di Sulteng, Poso, Magelang. Dia juga pernah coba membuat paspor berangkat ke Suriah, tapi tak berhasil akhirnya dia melakukan amaliah untuk akhirnya menyerang dalam tanda petik kafir versi dia," tandasnya.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya