Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMERINTAH akan menggerakkan aparat militer dan kepolisian untuk mengedukasi masyarakat di Kabupaten Asmat, Papua.
Daerah itu kini berstatus kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko di Jakarta, kemarin, mengatakan aparat militer dan kepolisian akan membantu warga perihal pola hidup yang baik.
"Seperti saya dulu di kampung, itu cara buang airnya perlu diedukasi. Kita harus gunakan Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI dan kepolisian yang mungkin kesehariannya bisa bergaul dengan masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, perbaikan yang akan dilakukan pemerintah di wilayah Asmat telah dikomuni-kasikan dengan aparat TNI yang bertugas di Papua.
Rencana itu pun ikut disampaikan kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Kementerian Sosial.
"Contohnya seperti ini. Di kodim (komando distrik militer) itu ada satuan kesehatan. Nah, mereka harus dibekali obat, tetapi jangan obat tentara yang dipakai karena kasihan tentaranya," terang dia.
Menurut mantan Panglima TNI itu, KLB campak dan gizi buruk di Asmat disebabkan kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatan.
Tim dari KSP telah meninjau kondisi Kampung As di Distrik Pulau Tiga, Kabupaten Asmat, yang dilaporkan banyak anak meninggal akibat penyakit campak dan gizi buruk.
Rombongan itu antara lain terdiri dari Tenaga Ahli Utama Kedeputian II KSP Bimo Wijayanto dan Tenaga Ahli Madya Theresia Sembiring.
Setelah meninjau lokasi, tim KSP juga sempat berdialog dengan masyarakat.
Salah seorang warga, Ius User, mengungkapkan sebanyak 11 anak dari kampungnya meninggal dalam waktu tiga hari.
"Satu hari meninggal tiga orang, besoknya empat orang berturut-turut. Sebanyak 11 orang meninggal dalam tiga hari," ungkap Ius.
Dia mengungkapkan di kampungnya ada gedung kesehatan.
Namun, petugas kesehatan tidak ada di kampungnya.
"Yang ada hanya petugas dari kampung yang tidak memiliki pendidikan untuk memberi obat," katanya.
Ius mengatakan perumahan yang disediakan untuk petugas kesehatan juga kosong.
"Rumahnya kosong karena orangnya berada di kota," katanya.
Kader Posyandu Kampung As, Netty, mengungkapkan hampir satu tahun ini tidak ada petugas kesehatan yang melayani di kampungnya.
Selain itu, tidak ada angkutan yang membawa pasien ke rumah sakit membuat banyak penderita penyakit campak dan gizi buruk yang meninggal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved