Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Perebutan Kekuasaan Pinggirkan Konsensus Sosial

*/P-1
08/1/2018 10:13
Perebutan Kekuasaan Pinggirkan Konsensus Sosial
(MI/Ramdani)

TAHUN politik semestinya tidak hanya membicarakan para calon pemimpin, tetapi juga membahas pilar-pilar lain yang merupakan konsensus sosial.

Negara atau kekuasaan hanya satu dari tiga pilar yang juga mencakup bisnis dan masyarakat.

Demikian dikemukakan Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Ignatius Suharyo, dalam dialog kebangsaan bertema Amalkan Pancasila, di Jakarta, Sabtu (6/1).

"Yang namanya tahun politik jangan hanya ngomong siapa yang gubernur, wali kota, anggota DPR, jadi pemimpin. Kepala negara akan semakin beragam apabila negaranya menjalankan fungsi yang paling dasar," papar Ignatius.

Menurut dia, Pancasila bukan memandang siapa pemimpin negara, tetapi bagaimana negara menjalankan fungsi mendasar.

Ia pun mengajak agar pemilihan pemimpin juga menjalin permufakatan bersama.

"Mari kita ngomong secara lengkap, bagaimana bisnis ditata masyarakat, warga didik supaya konsesus sosial benar-benar dilaksanakan," tambahnya.

Uskup KAJ juga mengimbau masyarakat merawat ingatan akan Sumpah Pemuda, Kebangkitan Nasional, dan Proklamasi, sebagai tonggak sejarah yang menunjukkan seluruh rakyat ingin menjadi satu bangsa dan satu Tanah Air.

Dengan begitu, bangsa Indonesia pasti bisa menghadapi tantangan apa pun.

Di kesempatan yang sama, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Yudi Latif berharap pertemuan lintas agama dalam dialog kebangsaan yang diselenggarakan oleh KAJ dapat menguatkan persatuan bangsa Indonesia dalam kemajemukan.

"Indonesia terbentuk dan di dalam lintasan sejarah Indonesia meskipun satuan secara kita tidak selalu cerah, selalu ada unsur-unsur esktrem, ada unsur-unsur kekerasan, tetapi secara umum kita juga mendapatkan satu legacy, warisan perdamaian yang sangat luar biasa," paparnya.

Dialog kebangsaan itu dihadiri oleh perwakilan dari agama Buddha Pendeta Liem Wira Wirawijaya, perwakilan dari Konghucu Liliany Lontoh, perwakilan dari Hindu Pedanda Panjil Sogata, dan perwakilan dari agama Islam sekaligus Ketua FKUB Jakarta Pusat Ahmad Katsir.(*/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya