Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
RIDWAN Kamil (Emil) memiliki potensi paling besar untuk memenangi Pilkada Jawa Barat 2018. Berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) akhir September-Oktober 2017, elektabilitas Emil konsisten di urutan teratas.
“Dukungan kepadanya berkisar 16,8%-64% paling unggul di antara tokoh-tokoh yang ada di Jawa Barat,” ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan di Jakarta, kemarin (Kamis, 2/11).
Dalam melakukan survei, SMRC menggunakan tiga metode simulasi, yaitu spontan, semiterbuka, hingga tertutup dua nama.
Keunggulan Emil terlihat dalam metode simulasi terbuka yang mencapai 34,1%, diikuti Deddy Mizwar 15,5%, Dede Yusuf 9,9%, Aa Gym 6%, dan Dedi Mulyadi 5,6%.
“Dari segi tingkat kesukaan, Ridwan Kamil juga memperoleh angka tertinggi, dari 77% warga yang mengenalnya, 92% menyukainya,” tutur Djayadi.
Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa mengungkapkan Partai NasDem terus meningkatkan elektabilitas Emil yang masih rendah di beberapa daerah Jabar.
NasDem memiliki beberapa hasil survei di daerah mana saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan Emil. “Kita akan memperkuat Emil di daerah yang elektabilitas masih rendah seperti di Jawa Barat,” jelas Saan.
Menurut Saan, NasDem juga akan menggunakan infrastruktur partai pendukung Emil untuk terus meningkatkan elektabilitas Emil. Tidak hanya kekuatan partai pendukung, Emil masih memikiki basis dukungan dari kalangan relawan yang bisa semakin memaksimalkan elektabilitas di pilgub Jabar.
“Setiap partai dan para relawan diyakini bisa menjajakan Emil di daerah-daerah yang tingkat elektabilitasnya belum tinggi.’’
Mulai bergeser
Jabar merupakan provinsi dengan komposisi pemilih nasional terbesar di Indonesia dengan capaian hingga 18%. Hal tersebut menjadikan Jabar sebagai salah satu provinsi krusial penentu kemenangan dalam Pemilu Presiden 2019.
Berdasarkan Survei SMRC, dukungan politik masyarakat Jabar pada 2014 yang dominan mendukung Prabowo, saat ini perlahan mulai bergeser mendukung Joko Widodo. Survei yang dilakukan pada periode September-Oktober 2017 ini menempatkan elektabilitas Jokowi di atas Prabowo.
“Dalam pertanyaan spontan, Jokowi mendapat dukungan sebanyak 25,7%, sedangkan Prabowo 22%,” ujar Djayadi.
Dalam simulasi survei head to head antara Jokowi dan Prabowo, Jokowi memperoleh dukungan sebesar 48,8%, sedangkan Prabowo 43,8%.
Tren peningkatan elektabilitas Jokowi di Jabar sejak Mei 2017 mengalami peningkatan sebesar 7,3%. Berbanding terbalik dengan Prabowo yang terus-menerus turun sebanyak 8,5%.
“Ini untuk pertama kalinya sejak Pilpres 9 Juli 2014, Jokowi mengungguli Prabowo di Jabar. Sebagai perbandingan, pada Pilpres 2014, Jokowi hanya meraih suara sebesar 40,2%, jauh di bawah Prabowo yang unggul 59,8%.’’
Dari empat kali survei yang dilakukan di Jabar sejak Pilpres 2014, tren penurunan dukungan pada Prabowo mulai terlihat. Bila tren ini berlanjut, Jokowi amat mungkin akan memenangi Pilpres 2019 di Jawa Barat. (Ant/MTVN/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved