Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

DPR Minta Pemerintah Tekan Myanmar

Arnoldus Dhae
06/9/2017 12:52
DPR Minta Pemerintah Tekan Myanmar
((Dari kiri) Wakil Ketua DPR Fahrim Hamzah, Ketua Badan Kerja sama antar Parlemen Nurhayati dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon mendampingi ketua DPR Setya Novanto saat pembukaan Forum Parlemen Dunia 2017 di Nusa Dua, Bali, Rabu (6/9). -- ANTARA/Wira Suryantala)

DPR RI mengapresiasi kesigapan Pemerintah Indonesia dalam merespon konflik horisontal yaang terjadi di Myanmar yang mengorbankan etnis Rohingya. Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon meminta agar pemerintah lebih aktif dalam menjalankan diplomasi untuk perdamian dunia.

"Kita ingin pemerintah lebih aktif dalam diplomasi. Kita juga merupakan negara muslim terbesar dunia, kita juga pemmpin di Asean. Namun kita mengingatkan, jangan sampai hanya normatif saja, kunjungan saja, tukar menukar cenderamata saja. Harus panggil Dubes Myanmar, buat nota protes dan sebagainya," ujarnya saat ditemui di Nusa Dua Bali, Rabu (6/9).

Indonesia sebagai negara besar di dunia perlu menerapkan peran yang besar bagi kemanusiaan. Kalau hanya langkah kemanusiaan sudah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga sosial lainnya. Sebagai pemerintah, Indonesia perlu mengambil langkah nyata secara politik. Indonesia bukan hanya mengambil langkah kemanusiaan tetapi politik. Langkah ini akan memiliki dampak yang besar, yang bisa meredam konflik, dan membuat Myanmar bisa menciptakan situasi perdamaian.

"Kita meminta agar Presiden bisa melakukan special session dengan Pemerintah Myanmar bisa menghentikan konflik, menciptakan perdamaian, meredam kekerasan secara langsung. Presiden harus menyampaikan kecaman langsung kepada Pemerintah Myanmar. Apa pun latar belakangnya, sangat tidak dibenarkan konflik sampai jatuhnya korban," ujarnya.

Sementara Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan Indonesia bisa melakukan upaya secara lebih keras. "Kalau berbicara inisiatif misi kemanusiaan, kita harus apresiasi, karena apa yang dilakukan relatif cepat. Tetapi ada yang lebih penting dari itu adalah menekan militer Myanmar untuk menghentikan pembantaian. Sebab beda antara perang sipil atau bencana alam yang menciptakan pengungsian dengan keterlibatan aparatur militer bersenjata yang melakukan pembantaian. Keterlibatan tentara yang membantai manusia adalah kejahatan kemanusiaan. Ini yang tidak berani disampaikan oleh pemerintah. Standing ini yang harus dilakukan," ujarnya.

Dalam forum parlemen dunia ini, menurut Fahri, Indonesia akan menyampaikan sikap yang jelas terhadap kasus Rohingya. Sikap Indonesia jelas bahwa tidak menghendaki konflik di mana pun di dunia ini terutama di Myanmar. Indonesia tidak akan membiarkan kejahatan di Myanmar terjadi.

"Sebagai syarat protes terhadap keterlibatan tentara, Indonesia bisa panggil Dubes Myanmar. Indonesia harus keras. Kalau tentara Myanmar terlibat, maka tentara asing diperlukan. PBB bisa mengirim pasukannya untuk misi kemanusiaan di Myanmar," ujarnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya