Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berupaya terus membangun sektor transportasi yang mendukung penyediaan akses bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah perbatasan, mewujudkan keselamatan transportasi, meningkatkan konektivitas nasional, membangun transportasi perkotaan yang aman, nyaman dan terintegrasi. Beragam program tersebut bertujuan untuk memperkuat dan memajukan daerah-daerah dan desa yang berada di pinggiran dan pedalaman Indonesia, meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan efesiensi dan efektifitas transportasi nasional.
Di sektor transportasi udara, Kemenhub membangun bandar udara (bandara) baru dan juga melakukan rehabilitasi bandara di daerah-daerah pedalaman dan terpencil. Bandara baru yang dibangun yaitu Bandara Tambelan, Bandara Letung-Anambas, Bandara Tebelian-Sintang, Bandara Muara Teweh, Bandara Samarinda Baru Bandara Maratua-Berau, Bandara Miangas, Bandara Siau, Bandara Kertajati, Bandara Buntu Kunik-Tanah Toraja, Bandara Morowali, Bandara Namniwel-Buru, Bandara Kabir/ Pantar-Alor, Bandara Werur-Tambrauw, dan Bandara Koroway Batu-Boven Digoel.
Bandara Miangas, Kepulauan Talaud, merupakan salah satu bandara yang telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Pembangunan bandara ini adalah perwujudan dari program Nawa Cita untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Bandara ini juga menjalin konektivitas antar wilayah yang dapat membangun ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Miangas.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia hadir dalam bentuk yang paling konkret yakni menyediakan transportasi bagi warganya, menyediakan pelayanan publik terbaik bagi warganya, sampai ke wilayahwilayah yang paling jauh dari Ibu kota Negara,” ujar Presiden ketika peresmian Bandara Miangas.
Pemuka Agama Miangas Hibor Arunda’a mengungkapkan, keberadaan Bandara Miangas memberikan dampak yang baik dan mengubah dinamika kehidupan masyarakat di Miangas. Kini masyarakat tak hanya dapat mengandalkan kapal perintis, akan tetapi juga pesawat terbang untuk transportasi sehari-hari.
“Mereka beli kopra lalu dipasarkan di Bitung atau Tahuna. Kopra ini dimuat di kapal perintis kemudian mereka terbang menggunakan pesawat ke Manado. Mereka jemput kopra lalu uangnya dibelanjakan sembako untuk kebutuhan di Miangas. Setelah itu mereka kembali ke Miangas menggunakan kapal perintis karena membawa barang,” ungkap Hibor Arunda’a.
Selain pembangunan bandara, pemerintah juga menyediakan kewajiban pelayanan umum (Public Services Obligation/PSO) serta layanan keperintisan di daerah tertinggal. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan aksesibiltas dan transportasi yang terjangkau bagi masyarakat. Jumlah rute pelayanan angkutan udara perintis pada tahun 2015 sebanyak 216 rute, dan meningkat sebanyak 209 rute pada tahun 2016.
Upaya Kemenhub membangun bandara di daerah-daerah terpencil dan menyediakan pelayanan angkutan udara perintis sebagai jawaban atas kondisi geografis Indonesia yang memiliki bentangan yang tersebar dan sangat luas, dan masyarakat yang mendiami wilayah tersebut berhak mendapatkan layanan transportasi yang terjangkau dan memadai, yang disediakan oleh pemerintah.
“Masyarakat yang ada di daerah-daerah terpencil harus dilayani kebutuhan transportasinya, meskipun harganya mahal karena menggunakan angkutan udara perintis, Pemerintah perlu menyediakannya,” ungkap pengamat transportasi Djoko Setijowarno.
Program terobosan Kemenhub lainnya adalah program tol laut. Berdasarkan hasil kajian, tol laut telah mampu menurunkan disparitas harga produk-produk dan komoditas yang berbeda antara wilayah Indonesia Barat dan wilayah Indonesia Timur.
Pembangunan pelabuhan juga dikebut. Tahun 2016 telah ada 22 pelabuhan baru yang dibangun dan direhabilitasi. Hingga pertengahan tahun 2017 ini ada 29 pelabuhan telah selesai dibangun dan direhabilitasi. Diharapkan akhir tahun 2017 sebanyak 18 pelabuhan juga rampung dibangun.
Program keselamatan transportasi juga mendapat perhatian super ekstra. Sepanjang tahun 2015 dan 2016 dilakukan pengerukan pelabuhan agar kapal-kapal bertonasi besar dapat merapat ke pelabuhan. Upaya untuk menciptakan zero accident bagi transportasi laut menjadi bagian penting dari program Kementerian Perhubungan. Tahun 2015 dibangun 2457 unit Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), dan tahun 2016 sebanyak 2588 unit. Penyediaan kapal kenavigasian juga terus ditambah, demikian juga penyediaan Vessel Traffic Services (VTS) untuk memonitor lalu lintas dan alur pelayaran di perairan Indonesia secara online real time terus ditingkatkan.
Di sektor transportasi darat, Kemenhub terus mengembangkan transportasi umum massal perkotaan yang aman, nyaman dan terintegrasi, serta praktis, efesien, ramah lingkungan dan berkeadaban. Bus Rapid Transit (BRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) adalah wujud dari penyediaan transportasi perkotaan berkelanjutan yang diharapkan oleh masyarakat.
“Saya berharap Jakarta dan beberapa kota besar lainnya sudah menginisiasi penyediaan sustainable transport seperti MRT dan BRT. Dan saya pikir kita bisa mengikuti negara-negara lain yang sudah lebih maju seperti di Cina, Korea, Jepang, dan Singapura. Indonesia juga memiliki inisiatif yang kuat untuk memberikan suatu pengembangan transport yang berkelanjutan,” ungkap Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
Pembangunan transportasi sektor perkeretaapian juga terus dikembangkan. Infrastruktur di bidang pembangunan jalur baru, pembuatan jalur ganda, dan reaktivasi terus dioptimalkan, Tahun 2015 hingga tahun 2016 Kemenhub telah membangun jalur kereta api sepanjang 213,32 KM Spur, pembangunan jalur ganda sepanjang 159,41 KM Spur yang ditargetkan selesai pada akhir 2017.
Kemenhub juga membangun angkutan kereta api perintis yang diharapkan dapat meningkatkan aksesbilitas terutama di daerah tertinggal sehingga mampu mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Pada tahun 2016, angkutan kereta api perintis telah mempunyai enam lintasan yaitu KA. Cut Mutia (Krueng Mane-Bungkah-Krueng Geukeuh), KA. Lembah Anai (Lubuk Alung-Kayu Tanam), KA. Kertalaya (Kertapati-Inderalaya), KA. Siliwangi (Sukabumi-Cianjur), KA. Batara Kresna (Purwosari-Wonogiri), dan KA. Jenggala (Mojokerto-Tarik-Tulangan-Sidoarjo). Soal tarif, masyarakat tak perlu khawatir. Tarif kereta api perintis hanya Rp1.000 hingga Rp4.000. Tarif terjangkau ini merupakan bentuk pelayanan Kemenhub dalam menyediakan Public Service Obligation (PSO). PSO mengalami peningkatan dari Rp1,52 triliun dan melayani 301.000 penumpang di tahun 2015 menjadi Rp. 1,82 triliun dan melayani 335.000 penumpang pada tahun 2016 lalu. Pada tahun 2017 ini, PSO akan dialokasikan dengan target untuk melayani 337.000 penumpang.
Pembangunan sarana dan prasarana perkeretaapian juga terus ditingkatkan untuk meningkatkan konektivitas dan memudahkan masyarakat mengakses ke simpul transportasi seperti bandaradan pelabuhan. Upaya pemerintah untuk menghubungkan simpul-simpul transportasi tersebut dilakukan dengan membangun jalur Kereta Api (KA) layang Medan-Bandar Kalipah-Bandar Kuala Namu; jalur KA antara Bandar Tinggi-Kuala Tanjung; Pembangunan akses KA menuju Bandara Internasional Minangkabau; dan pembangunan LRT dari Bandara Mahmud Badaruddin II ke Kota Palembang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved