STP Trisakti Terus Berkarya dan Berprestasi

Thomas Harming Suwarta
16/8/2017 08:49
STP Trisakti Terus Berkarya dan Berprestasi
(Desa Wisata Cibuntu Binaan STP Trisakti peraih Home Stay Asean Award 2017, Cibuntu, Kuningan Jawa Barat---Dok. STP Trisakti)

UNTUK membesarkan suatu sektor usaha, keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni sudah tentu menjadi keniscayaan. Demikian pula pada sektor pariwisata yang digadang akan menjadi 'core' perekonomian nasional sekaligus mesin pencetak devisa terbesar.

Untuk mengasah kapasitas SDM nasional dalam rangka mengejar target tersebut, diperlukan lembaga pendidikan yang inovatif, seperti dilakukan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti dengan program-program unggulan.

Ketua STP Trisakti Fetty Asmaniati mengemukakan, dalam kondisi sektor pariwisata yang terus menggeliat, pihaknya terpacu untuk mempersiapkan dengan baik melalui berbagai terobosan dan inovasi agar dihasilkan SDM-SDM handal di bidang ini.

Dari pengalaman mengunjungi beberapa destinasi wisata dan mengikuti kegiatan baik di dalam maupun luar negeri, Fetty terinspirasi untuk terus berkembang, antara lain dengan memastikan mahasiswa dan tenaga pendidik STP Trisakti dapat terus mengembangkan kapasitas mereka.

"Salah satunya yang sedang kami dorong adalah bagaimana dosen dan mahasiswa aktif menulis di media-media massa, terutama terkait hospitalitas dan turisme. Katakan bila ada pengalaman mengunjungi suatu tempat hal itu bisa dieksplorasi, entah makanan khasnya, sejarah kota dan hal-hal menarik lainnya yang bisa disampaikan ke masyarakat," jelas Fetty saat ditemui di Kampus Pesona, Jakarta, Selasa (8/8).

Dari pengalaman lapangan, imbuhnya, di Indonesia ini ada banyak sekali hal unik. Namun, karena tidak terdokumentasi dengan baik, itu akhirnya punah seiring dengan berjalannya waktu.

"Kalau kita menulis, itu akan menjadi pengetahuan warisan bagi generasi muda dan tentu tetap menjadi aspek wisata yang tidak akan pernah punah. Saya sangat mendorong mahasiswa dan dosen-dosen saya untuk menggali hal-hal seperti ini," ucap Fetty yang juga memberikan penekanan berbahasa Mandarin bagi anak didiknya di tengah gelombang wisatawan asal negeri Tiongkok yang kini banyak membanjiri negara-negara tujuan wisata di Asia, termasuk Indonesia.

Pengembangan desa wisata
Hal lain yang kini tengah digodok STP Trisakti ialah upaya pendampingan dan pengembangan desa wisata di seluruh Indonesia. Jika pemerintah tengah gencar dengan pengembangan 10 destinasi wisata prioritasnya, STP Trisakti mencoba menggarap sektor yang selama ini kurang digarap serius, yaitu konsep desa sebagai destinasi wisata.

"Karena desa itu kaya, dengan tradisi, budaya, pertunjukan. Yang paling penting adalah dengan berkembangnya pariwisata, ekonomi di desa akan berkembang," kata Joko Sudibyo, Direktur Program Akademik STP Trisakti.

Menurut Joko, membangun desa pariwisata di Indonesia harus berawal dari spirit membawa kemakmuran bagi masyarakat di desa dan kebahagiaan bagi wisatawan yang datang mengunjungi desa. "Sehingga apa yang kami lakukan adalah mendidik orang-orang desa sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka. Bagaimanapun pariwisata itu maju kalau orang setempatnya berdaya. Itu yang kami lakukan di beberapa tempat di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan beberapa daerah lain."

Dengan menjadi desa wisata, lanjut Joko, desa itu berarti siap dikunjungi, warganya harus ramah, lingkungannya bersih, harus memiliki atraksi yang unik, serta makanan yang sehat dan bersih.

Dalam pengalaman di beberapa desa binaan STP Trisakti seperti Desa Cibuntu di Jawa Barat atau Desa Salapose di Sumatra Barat, program yang dihelat STP Trisakti itu berdampak positif. "Apalagi dengan adanya dana desa, kami berharap konsep desa wisata ini bisa lebih berkembang lagi," tuturnya.

Spada Indonesia
Dalam ikhtiarnya untuk terus maju, Fetty mengaku bangga bahwa lembaga pendidikannya kini menjadi satu-satunya kampus di bidang pariwisata yang ditunjuk pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk menjalankan Spada atau Sistem Pembelajaran Daring. Sistem tersebut merupakan sistem belajar jarak jauh yang selama ini sudah dilakukan Universitas Terbuka.

Dengan dijalankannya Spada, mahasiswa STP Trisakti kini tidak hanya terpusat di Jakarta, tetapi juga menyebar di daerah-daerah. "Tentu saja selain daya jangkau yang makin luas, Spada ini juga sangat ekonomis karena kita berinteraksi lewat online, bisa belajar dari rumah dengan kurikulum yang juga sudah kita siapkan khusus," ungkap Fetty.

Ia menambahkan, saat ini STP Trisakti dipercaya menyelenggarakan Spada dengan 22 kurikulum pariwisata yang juga sudah bisa diadopsi daerah-daerah.

Harapannya, selain berkembang luas ke seluruh penjuru Tanah Air, konsep-konsep pengembangan pariwisata juga cepat menjangkau daerah-daerah yang pada ujungnya kesiapan SDM di bidang ini bisa memacu pembangunan nasional secara keseluruhan.

Fetty juga menegaskan bahwa masih banyak karya dan prestasi yang ingin ditampilkan STP Trisakti menjelang usianya yang ke-50 pada 2019 nanti. Tentu semua itu tidak luput dari peran serta seluruh pemangku kepentingan, terutama pemerintah dan dunia industri, untuk bersama-sama berkomitmen mewujudkan pariwisata Indonesia yang maju dan membawa manfaat bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta. (S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya