Program BBM Satu Harga Mulai Buahkan Hasil

Cahya Mulyana
16/8/2017 11:00
Program BBM Satu Harga Mulai Buahkan Hasil
(Petugas mengisikan BBM bersubsidi jenis premium di Agen Premium & Minyak Solar (APMS) Distrik Sota, Merauke, Papua, Jumat (18/9). ANTARA/Andika Wahyu)

SEJAK diluncurkan pada pertengahan 2016 lalu, perlahan tapi pasti kebijakan BBM Satu Harga, keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi), mulai menampakkan hasil. Saat ini tercatat sudah 21 daerah pedalaman dan terluar bisa menikmati Program BBM Satu Harga.

Dirjen Migas Kementerian ESDM, Ego Syahrial, mengatakan harga BBM di daerah-daerah terpencil itu, misalnya, di pedalaman Papua, bisa mencapai Rp100 ribu/liter. Berkat BBM Satu Harga, sekarang jadi hanya p6.450/liter untuk premium dan solar Rp 5.150/liter.

“Realisasi Program BBM Satu Harga sampai Semester-I 2017 ini, kita sudah membangun di 21 titik dan ini berlokasi di daerah-daerah terluar seperti di Pulau Morotai, Pulau Nias, dan Pulau Mentawai,” kata Ego, di Jakarta, Senin (14/8).

Dari 21 titik tersebut, 10 di antaranya berada di Papua dan Papua Barat. Kesembilan daerah di pedalaman Papua yang sudah mendapat BBM dengan harga sama seperti di Jawa ialah Kabupaten Puncak, Yalimo, Ndunga, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Tolikara, Intan Jaya, Paniai, Pegunungan Arfak, dan Sorong Selatan.

Menurut Ego, Program BBM Satu Harga memberikan keadilan pada penduduk di pelosok Indonesia. Kini penduduk di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar bisa menikmati BBM yang harganya sama dengan di Jawa dan wilayah lain di Indonesia.

Rencananya akan dibangun 150 lembaga penyalur hingga 2019 sebagai pelaksanaan BBM Satu Harga, 33 lokasi di antaranya berada di Papua dan Papua Barat.

Dorong perekonomian

Guna terus mengambangkan program tersebut, PT Pertamina (persero) segera merealisasikan Program BBM Satu Harga di 25 lokasi melalui pengoperasian empat lembaga penyalur di empat titik. Empat penyalur ini, yakni Halmahera Selatan di Maluku Utara, Pulau Kabaruan, Pulau Karakelang di Sulawesi Utara, dan Seram Bagian Barat di Maluku.

“Beroperasinya lembaga penyalur di empat titik ini diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat setempat,” ujar Adiatma Sardjito, VP Corporate Communication Pertamina.

Ia menjelaskan, realisasi pengoperasian lembaga penyalur BBM Satu Harga di seluruh Indonesia hingga akhir Juni telah mencapai 21 titik di daerah-daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Sebanyak 21 titik tersebut terdiri atas 8 titik yang merupakan bagian Program Papua Satu Harga, satu titik di Krayan, Kalimantan Utara, serta 12 titik dari 54 titik yang menjadi target pelaksanaan program Indonesia Satu Harga di tahun ini.

Adiatma mengungkapkan, proses pemetaan hingga terealisasinya BBM Satu Harga di suatu wilayah memang memerlukan waktu karena setelah lokasi ditetapkan, Pertamina perlu melakukan survei transportasi BBM, menggandeng investor lokal, serta membangun infrastruktur.

Selanjutnya, sambung dia, Pertamina juga harus menyediakan lembaga penyalur berupa Agen Premium Minyak dan Solar (APMS) di wilayah yang menjadi sasaran BBM Satu Harga beroperasi.

Estimasi penyaluran BBM di daerah-daerah target Program BBM Satu Harga akan mencapai sekitar 215 ribu kiloliter (KL) pada 2017 dan menjadi 580 ribu KL pada 2019. (Ant/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya