Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Keluarga Korban 98 Tagih Komitmen Jokowi

(Ind/P-5)
13/5/2017 06:30
Keluarga Korban 98 Tagih Komitmen Jokowi
(Keluarga korban dan mahasiswa memperingati 19 tahun Tragedi Trisakti, di Kampus Universitas Trisakti, Jakarta. MI/ADAM DWI)

PADA 12 Mei 1998, empat mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban penembakan saat memperjuangkan reformasi. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafi din Royan, dan Hendriawan Sie. Awangga, 34, adik mendiang Elang Mulia Lesmana, mengatakan setiap tahun harapan dan semangat keluarga para korban 98 tetap sama, yakni menolak lupa kejadian tersebut. “Kami ingin semangatnya tetap diingat bahwa 12 Mei 1998 telah menjadi tonggak sejarah.

Saya mengharapkan perjuangan kakak-kakak itu bisa kita rasakan sekarang, perubahan dari adanya reformasi,” ujarnya di Gedung M, Trisakti, Grogol, Jakarta, Awangga menuturkan keluarga tidak pernah lelah menunggu pemerintah menuntaskan kasus tersebut. Melalui Peringatan 19 Tahun Reformasi, keluarga korban menagih komitmen pemerintah menuntaskan serangkaian kasus pelanggaran HAM berat termasuk Tragedi 1998.

“Pada 2014 lalu, calon presiden RI (Joko Widodo) sempat mengungkapkan untuk menuntaskan kasus HAM. Beberapa tahun lalu, Trisakti juga pernah membuat tim untuk mengusut kasus ini ternyata mental terus,” tutur dia. Sebagai penghormatan atas tewasnya empat mahasiswa Trisakti, setiap tahunnya pihak kampus mengadakan acara peringatan. Tahun ini, kegiatan itu dipusatkan di depan Gedung Rektorat Universitas Trisakti. Upacara peringatan disertai dengan prosesi tabur bunga di prasasti Peringatan 12 Mei 1998.

Mereka juga melakukan tapak tilas dan ziarah ke makam keempat mahasiswa. Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti yang turut hadir menyampaikan gugurnya empat mahasiswa Universitas Trisakti sebagai pejuang reformasi merupakan momen sejarah yang tidak dapat terlupakan. “Universitas Trisakti mempunyai peran penting dalam pembentukan bangsa yang beradab, demokratis, dan berwawasan kebangsaan,” tutur Ali Ghufron. (Ind/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya