Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
KETUA Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Yorrys Raweyai mengakui elektabilitas Golkar turun seiring berkobarnya kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (KTP-e).
Pasalnya, nama Ketua Umum Golkar Setya Novanto disebut-sebut ikut dalam pusaran kasus yang merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun tersebut.
"Sempat naik, tapi karena berbagai macam kejadian akhir ini, seperti kasus e-KTP jadi relatif stagnan dan menurun," kata Yorrys di Hotel Puri Denpasar, Jakarta Selatan, Senin (24/4).
Yorrys menjelaskan sejak Pemilihan Presiden 2014 berakhir, elektabilitas Golkar hanya pada sekitar 9%. Namun, saat Golkar menyatakan dukungannya kepada pemerintah, elektabilitas Golkar mulai menanjak.
"Pascamunaslub 14-16 Mei 2016 dan memberikan dukungan Jokowi untuk 2019, maka elektabilitas Golkar dari waktu ke waktu naik cukup signifikan, sampai sekitaran 22%," terang dia.
Namun, angka itu tak bertahan lama. Sekitar 6 bulan setelah menyatakan dukungan, kata Yorrys, pelan-pelan elektabilitas Golkar kembali merosot hingga di posisi sekarang.
Bahkan, kata dia, turunnya petinggi partai ke pelosok tak membikin elektabilitas Golkar cemerlang. Malah dia mengatakan turunnya pimpinan banyak dipandang sebagai acara seremonial belaka.
"Makanya ini kan kita jelang Pilkada 2018 akan konsolidasi lagi. Biarlah ini menjadi urusan kami," tegas Yorrys. (MTVN/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved