Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEJAK memasuki Ramadan 1442 Hijriah, perajin dan penjual alat pembuat kue yang berada di Kampung Dawagung, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, kebanjiran pesanan. Penjualan tersebut banyak dikirim dengan memakai jasa transportasi ke berbagai daerah setelah pemerintah memberlakukan larangan mudik.
Seorang perajin dan penjual cetakan kue, Rian Agung, 51, mengatakan, di tengah pandemi ia tetap bertahan meski beberapa kebutuhan bahan baku untuk pembuatan loyang sulit ditemukan. Namun, kini konsumen dan tempat pencetakan kue Lebaran banyak memesan loyang melalui daring.
"Kondisi tersebut menjadi berkah tersendiri bagi para perajin dan penjual loyang saat pandemi. Ramadan identiknya dengan membuat beragam olahan makanan khusus jenis kue. Akan tetapi, selain bekal berbuka puasa, selama ini menjadi tradisi bagi warga membuat kue persiapan menyambut Lebaran," katanya, Rabu (28/4).
Ia mengatakan, di tengah pandemi banyak warga memilih berkreasi membuat olahan kue Lebaran daripada membeli. "Untuk sekarang, membuka usaha penjualan melalui jejaring sosial. Barang dipesan secara daring antara lain panci, wajan, loyang, kastrol, langseng, oven, nasi, tong bubur, tong bakso, buleng es krim, pembakar satai, cetak kue aster, kue kancing, dan kue lidah," ujarnya. (AD/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved