Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
INDONESIA memiliki pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Tidak mengherankan jika masyarakatnya mementingkan kehalalan suatu produk.
Karena itu, PT Atalla Indonesia sebagai perusahaan lokal berinisiatif untuk memproduksi kacamata besertifikasi halal. Salah satu penyebabnya, yaitu tidak sedikit produk impor yang menguasai pasar kacamata menggunakan bahan nonhalal.
Itu disampaikan Direktur PT Atalla Indonesia, Wenjoko Sidharta. "Sejak 2 Oktober 2019, perusahaan kami menerima sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh LPPOM-MUI," ujarnya di Jakarta, Selasa (5/11).
Penerapan sertifikasi halal mencakup dua hal terpenting, yaitu bahan baku dan manajemen. Sisi manajemen terdiri atas tiga hal, yaitu produksi, logistik, dan distribusi yang setiap proses tersebut diwajibkan menerapkan nilai-nilai kehalalan.
Hingga kini, pihaknya memproduksi kacamata dan lensa hingga 5.000 lusin atau 60 ribu per hari. Jumlah pengguna kacamata di Indonesia tercatat kurang dari 10% dari keseluruhan penduduk.
Meskipun begitu, kebutuhan kacamata dan lensa di Indonesia masih mengandalkan produk impor yang besarnya mencapai 95%. Untuk dapat bersaing itulah pihaknya merilis kacamata pertama di Indonesia yang bersertifikat halal.
Wenjoko pun meyakinkan harga kacamata produksinya tidak akan naik dengan keberadaan sertifikasi halal. Dengan demikian, produknya bahkan diklaim mampu bersaing dengan barang Tiongkok. (S-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved