Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Mengasuh Ratusan Anak dalam Kekurangan

Depi Gunawan
22/5/2018 09:41
Mengasuh Ratusan Anak dalam Kekurangan
Imas Masithoh (kerudung biru), pemilik panti asuhan Raudhatul Amanah, mengajar mengaji kepada anak asuh di panti asuhan miliknya di Kampung Cibungur, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.(MI/Depi Gunawan)

IMAS Masithoh, 42, warga Kampung Cibungur, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kerap dicibir para tetangga, bahkan dianggap gila. Di tengah serbakekurangan ia mengurus ratusan anak yatim piatu dan duafa di panti asuhan yang didirikannya.

Panti asuhan Raudhatul Amanah yang berdiri sejak lima tahun lalu itu memang bukan panti asuhan besar. Bahkan ia memulainya dengan menggunakan bangunan rumah peninggalan orang tuanya sebagai panti asuhan.

Untuk membesarkan anak-anak kurang mampu tersebut dan memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, ia mengandalkan hasil berjualan gorengan dan keset yang ia buat.

Menurut Imas, awalnya hanya ada tujuh anak yang tinggal di pantinya. Seiring dengan berjalannya waktu dan kesulitan yang kerap dihadapi, kini lebih 100 anak pernah ia rawat dan besarkan. Bahkan, karena bangunan rumahnya tidak cukup lagi untuk menampung mereka, ia terpaksa menyewa rumah seharga Rp700 ribu per tahun.

Ia mengaku mulai membantu anak-anak kurang mampu berbagai umur setelah ayahnya meninggal pada 2012. Rasa sedihnya kehilangan ayah itulah yang menggerakkan hatinya untuk menampung anak-anak yang kehilangan kasih sayang orangtua maupun dari keluarga tidak mampu. “Setelah ditinggal Bapak, saya lalu berpikir bagaimana rasanya jika anak-anak kurang mampu ini kehilangan orang yang mereka cintai,” ujarnya, Minggu (20/5).

Perempuan itu mengungkapkan perjuangan untuk mengasuh dan menyekolahkan anak-anak memang berat. Namun, dengan keyakinan bahwa rezeki akan selalu ada, ia terus berupaya memenuhi kebutuhan mereka.

Suatu ketika ia pernah berniat membubarkan panti asuhannya karena kesulitan ekonomi. Namun, beberapa donatur membantunya. Kini penghuni pantinya tinggal 22 anak. Mereka yang masih punya orangtua ia kembalikan, tetapi seminggu sekali Imas bersama suami menjenguk mereka. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya