Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Ceruk Pasar Kuda Besi Melambat

(Mus/S-4)
27/10/2016 03:00
Ceruk Pasar Kuda Besi Melambat
(MI/IQBAL)

PERLAMBATAN pertumbuhan pasar otomotif tak hanya dialami di kendaraan roda empat, tetapi juga merambah pasar kendaraan roda dua. Bahkan, hingga akhir tahun ini pertumbuhan pasar kendaraan roda dua diprediksi tumbuh minus 2%. Tren penurunan penjualan roda dua itu sebenarnya mulai terjadi sejak tahun lalu. Sepanjang 2015, jumlah kendaraan roda dua yang terjual sebanyak 6.480.155 juta unit. Angka itu jauh lebih rendah ketimbang penjualan pada 2014 yang mencapai 7.867.285 juta.

Penjualan pada 2014 lebih baik ketimbang 2013 dengan penjualan sebanyak 7.743.879 unit. Hingga September tahun ini tercatat performa penjualan 'kuda besi' melambat hingga 9,74%. Pada periode Januari-September 2015, total penjualan mencapai 4,82 juta dan pada periode yang sama tahun ini melorot dengan total penjualan hanya 4,35 juta unit. Lesunya pasar kendaraan roda dua pun diamini Direktur Pemasaran Astra Honda Motor (AHM) Margono Tanuwijaya.

"Pasar Honda periode Januari-September tahun ini melorot 2,82% dari periode yang sama tahun lalu. Tahun ini, penjualan kami sebanyak 3,17 juta unit, sedangkan tahun lalu mencapai 3,26 juta unit," katanya di Jakarta, Rabu (19/10). Meski begitu, Honda masih menguasai pasar dengan market share sebesar 72,9% dan motor matik masih menjadi andalan penjualan dengan catatan penjualan sebanyak 2.642.075 unit, dan dilanjutkan dengan motor bebek (302.105 unit), serta sport (229.970 unit).

Penjualan motor Honda pada tahun lalu sekitar 4.453.888 unit, lebih rendah dari 2013 dengan penjualan 4.696.999 unit, dan 2014 yang menembus angka 5.051.100 unit. Meski pasar relatif landai, Honda tetap melakukan manuver pasar dengan meluncurkan varian Honda Beat terbaru yang dijual seharga Rp15,4 juta. "Dengan model baru ini diharapkan mampu mengurangi penurunan pasar kendaraan roda dua, tetapi tidak bisa membantu kenaikan pasar secara signifikan karena daya beli memang masih sulit."

Akan tetapi, Margono menegaskan peluncuran varian Beat terbaru bukan untuk meningkatkan market share, melainkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen Beat yang memiliki selera dan gaya hidup berbeda. "Market share itu bukti apresiasi konsumen pada produk kami. Meski penjualan kami meningkat, itu efek dan bonus dari peluncuran produk baru ini."

Daya beli rendah
Hal sama dialami Suzuki. Pada 2015, Suzuki hanya mencapai penjualan sebanyak 109.882 unit, atau lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang menembus 275.157 unit pada 2014, serta 393.803 unit pada 2013. Tahun ini selama Januari-Mei, Suzuki hanya mampu menjual 27.335 unit. Kondisi pasar roda dua yang melambat juga dialami Yamaha. Penurunan itu sekitar 20% untuk periode Januari-September pada tahun ini jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Asisten General Manager Marketing PT Yamaha Indonesia Mohammad Masykur menyadari daya beli masyarakat sangat memmengaruhi kelesuan pasar saat ini. "Daya beli masyarakat amat rendah meskipun kami sebenarnya sudah lumayan banyak mengeluarkan model baru. Periode Januari-September 2016 saja penjualan hanya mencapai 1.054.087 unit, lebih rendah ketimbang tahun lalu dengan penjualan 1.475.433 unit," pungkas dia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya