Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pameran Otomotif Genjot Ekonomi

Cri Qanon Ria Dewi
27/10/2016 02:30
Pameran Otomotif Genjot Ekonomi
(MI/RAMDANI)

ROAD map industri otomotif telah disusun dengan tujuan untuk mendorong jumlah produksi mobil hingga 2,5 juta unit pada 2020. Target itu perlu dibarengi dengan target peningkatan investasi yang masuk ke Indonesia. Dengan harapan bisa memberi multiplier effect yang lebih besar bagi industri otomotif dan dalam mendorong perekonomian nasional untuk menjadi lebih baik. Namun, kondisi perlambatan ekonomi yang berlangsung sejak 2015, masih dirasa tahun ini. Itu juga berakibat pada subsektor otomotif.

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menyampaikan kontribusi industri otomotif terhadap perekonomian nasional sangat besar. Jumlah kendaraan roda empat naik sebanyak 1,2%, atau 531.929 unit terjual di semester 1 2016. Kendaraan yang diproduksi 601.461 unit selama semester I 2016 atau naik 3,8% jika dibandingkan dengan tahun lalu. "Kapasitas produksi kendaraan di Indonesia 1.928.131 unit. Hal ini didorong dengan investasi oleh beberapa perusahaan anggota Gaikindo," sebutnya.

GIIAS memiliki potensi yang sangat besar dalam mendukung perekonomian nasional. Lihat saja jumlah transaksi yang dibukukan selama 11 hari pameran digelar di ICE BSD City pada Agustus silam, mencapai Rp6,15 triliun dari penjualan 20.384 unit mobil berbagai merek dan tipe. Jumlah itu tentu juga memberikan pemasukan yang besar bagi pemerintah, termasuk pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di Jabodetabek dari pajak kendaraan bermotor. Apabila menggunakan asumsi harga jual rata-rata mobil di GIIAS 2016 sebesar Rp301,7 juta, dengan menggunakan benchmark tarif pajak kendaraan pertama di DKI Jakarta, pendapatan pajak kendaraan bermotor (PKB) yang diperoleh akan mencapai Rp92,2 miliar.

Tolok ukur
GIIAS Surabaya Auto Show 2016 juga menuai sukses. Sejumlah indikator yang menunjukkan kesuksesan pameran otomotif itu bisa terlihat dari transaksi penjualan mobil sebanyak 1.392 unit, atau senilai Rp386,73 miliar. Pencapaian itu patut dibanggakan lantaran kembali menegaskan posisi dan potensi dari pasar Jawa Timur. Sebagai pembanding, total transaksi penjualan mobil di GIIAS Surabaya Auto Show 2015 mencapai 1.193 unit serta nilai lebih dari Rp322 miliar, atau naik 14,2%. "Ini bisa menjadi tolok ukur pasar otomotif di Jawa Timur. Meskipun hanya digelar lima hari, bisa membuka lapangan kerja baru," ungkap Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, beberapa waktu lalu.(S-4)

Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf, menyatakan pameran tersebut membuka peluang menggairahkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jatim untuk menyuplai komponen pada pabrikan otomotif. "Pemprov Jawa Timur sangat mendukung upaya ini untuk meningkatkan gairah industri kecil," ungkapnya. Sementara di Makassar, pameran yang berlangsung pada Mei 2016 mencatat penjualan sebanyak 1.353 unit, dengan pencapaian total transaksi melebihi pencatatan transaksi pada 2015 yang mencapai 995 unit, atau senilai Rp347 miliar.

Pencapaian itu membuktikan kalau gairah pasar otomotif di Makassar dan juga Indonesia Timur masih sangat besar. "Pemerintah dan masyarakat Makassar menyampaikan terima kasih kepada Gaikindo atas ditunjuknya Sulawesi Selatan sebagai awal dari pameran GIIAS," ujar Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang. Dia menambahkan, tren permintaan kendaraan bakal terus meningkat dan hadirnya pameran GIIAS Makassar Auto Show akan menggairahkan industri otomotif dan industri pendukung lainnya baik secara nasional maupun regional di kawasan Timur Indonesia.

Kesuksesan penyelenggaraan pameran otomotif tersebut mendongkrak pamor Indonesia sebagai salah satu negara yang diperhitungkan dalam indusri otomotif global. Pameran tersebut diyakini mampu memberi multiplier effect maksimal bagi perekonomian nasional.

"Jumlah pajak yang dibayarkan (selama pameran) sangat besar dalam jangka pendek, belum lagi ditambah dengan pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak-pajak lain karena meningkatnya jumlah orang yang berkunjung, berbelanja, dan bertransaksi di kawasan sekitar pameran," ujar pengamat perbankan Paul Sutaryono.

Meski sulit untuk menghitung angka pasti lantaran melibatkan banyak sektor, Paul memperkirakan dari sisi nominal mencapai ratusan miliar rupiah. "Yang lebih penting, yakni banyak sektor yang tumbuh, termasuk multifinance bisa menyalurkan kredit. Imbasnya dana di perbankan bisa berputar," sebutnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya