Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Bijak Memilih Suku Cadang

Iqbal Musyaffa
19/5/2016 04:10
Bijak Memilih Suku Cadang
(MI/AGUS MULYAWAN)

BAGI Yanes, 35, kendaraan sangat penting untuk mobilitas aktivitasnya dalam bekerja dan kepentingan lain.

Sehari-hari, ia menggunakan mobil Toyota Corolla Altis.

Ia selalu mengupayakan untuk menggunakan suku cadang orisinal dari bengkel resmi untuk komponen-komponen penting mobilnya, seperti mesin, kotak mesin, ataupun pompa bensin.

"Tetapi kalau tidak terlalu penting seperti aksesori ataupun kaki-kaki mobil, saya biasa pakai yang tidak orisinal. Semua tetap tergantung harga juga. Kalau harga antara orisinal dan nonorisinal tidak beda jauh, saya pilih yang orisinal. Cuma servisnya di bengkel biasa," ujarnya di Jakarta, Rabu (18/5).

Menurut Ketua Umum Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM) dan juga Presiden Direktur Astra Otoparts Hamdhani Dzulkarnaen Salim, suku cadang yang paling sering diganti konsumen ialah suku cadang yang fast moving, atau suku cadang cepat ganti seperti aki, shock absorber, filter, dan oli.

"Kita selalu berupaya mengedukasi konsumen agar tidak membeli suku cadang yang abal-abal. Sebisa mungkin suku cadang harus dibeli di toko resmi yang authorized karena memiliki jaminan garansi yang jelas," ujarnya.

Setiap produsen suku cadang memiliki berbagai tingkatan kualitas sesuai dengan harga dan kebutuhan.

Ia mencontohkan di Astra Otoparts, terdapat brand Aspira untuk level kualitas terbaik. Untuk kualitas di bawahnya ada Federal.

"Namun, tetap memenuhi standar-standar keamanan yang baik, tetapi lifetime-nya memang lebih pendek."

Menurutnya, suku cadang asli seperti produk Astra Otoparts sudah melalui proses pengujian.

"Kami memiliki fasilitas pengembangan dan penelitian dan juga ada alat-alat pengecekan setiap suku cadang yang kita produksi sehingga aman."

Ia mengimbau agar konsumen cermat dalam memilih dan tidak hanya melihat faktor harga yang terjangkau.

"Jangan sampai tertipu dengan barang kualitas rendah. Onderdil Kw atau abal-abal biasanya tidak ada cap SNI. Sebisa mungkin beli di bengkel resmi karena pasti bergaransi."

Terkait dengan masa pakai suku cadang, menurutnya, itu tetap sangat bergantung pada cara konsumen menggunakan kendaraannya.

Setiap tiga bulan sekali ia mengimbau agar konsumen rutin melakukan pengecekan kondisi kendaraan agar tetap dapat berkendara dengan aman dan nyaman.


Layanan konsumen

PT Astra Daihatsu Motor (ADM), agen pemegang merek (APM) Daihatsu, baru-baru ini meluncurkan produk suku cadang (spare part) yang disebut Daihatsu Value Part (DVP).

Menurut Marketing Director of ADM Amelia Tjandra, pihaknya memasarkan beragam produk seperti oli, under car carriage, pompa, perangkat rem, blade, dan belt melalui DVP untuk menjawab kebutuhan akan suku cadang berharga murah.

Harga suku cadang yang dipasarkan dengan kode 008 tersebut rata-rata lebih murah 70% jika dibandingkan dengan genuine part.

"Daihatsu Value Part memiliki keunggulan, yakni 100% sama dengan genuine part, tapi harganya sangat kompetitif. Layanan itu juga diluncurkan untuk menghindari penggunaan suku cadang imitasi," katanya.

Ia mengungkapkan upaya yang dilakukan Daihatsu itu juga bertujuan memberikan layanan purnajual kepada konsumen Daihatsu.

Amel memperkirakan saat ini pengguna suku cadang asli Daihatsu hanya sekitar 10%.

Dengan adanya DVP, konsumen yang tidak menggunakan suku cadang Daihatsu bisa kembali menggunakan suku cadang asli dengan kualitas yang bagus, tetapi berharga murah.

Langkah yang nyaris sama telah lama dilakukan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI).

Division Head of Marketing of IAMI Edy Jusuf Oekasah mengaku pihaknya telah merilis suku cadang alternatif sejak 2009.

Suku cadang tersebut dipasarkan dengan harga yang lebih ekonomis, tetapi tetap terjamin kualitasnya.

Produk suku cadang alternatif itu diberi label Isuzu Astra Domestic Genuine (IADG).

Pria yang akrab disapa Pak OJ itu menjelaskan produk IADG merupakan produk suku cadang buatan lokal.

Suku cadang berlabel genuine part dirancang untuk kondisi global yang mempertimbangkan daya tahan untuk empat musim.

"Karena hanya untuk dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau, produk IADG tidak membutuhkan bahan-bahan tambahan lain yang berguna untuk menghadapi kondisi dinginnya cuaca musim salju seperti produk genuine part yang dibuat untuk pasar global," jelasnya.

Langkah serupa juga dilakukan PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) yang juga menawarkan alternatif suku cadang domestik yang dilabel HMSI Original Parts (HOP).

Alasannya tidak berbeda karena jika konsumen menggunakan suku cadang asli Jepang, tentu harganya akan jauh lebih mahal.

Walaupun harganya berselisih lumayan jauh, untuk urusan kualitas, produk-produk suku cadang lokal tersebut diklaim tetap mengacu kepada standar tiap pabrikan.

Jadi, tidak ada risiko gugurnya garansi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu, ada sejumlah pabrikan memproduksi suku cadang alternatif yang cukup populer di kalangan masyarakat.

Dua di antaranya ialah Aspira dan Indopart yang menyediakan suku cadang tidak hanya untuk kendaraan roda dua, tapi juga roda empat.

Kedua merek tersebut mengklaim mutu produk yang tidak kalah dengan produk suku cadang original equipment manufacturer (OEM), tetapi tidak mau menjadi saingan produk keluaran asli pabrikan.

Oleh karena itu, Aspira dan Indopart lebih menyasar kepada bengkel-bengkel umum dan toko-toko suku cadang, sementara OEM dijual melalui diler maupun bengkel resmi. (Cdx/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya