Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Memahami Makna Kode 'R' Pada Busi

Mediaindonesia.com
16/6/2021 19:05

Para pemilik kendaraan, tentu menginginkan performa mesin mobil maupun motornya menjadi lebih baik tanpa melakukan modifikasi. Langkah yang kerap dilakukan adalah dengan meng-upgrade komponen pada sistem pengapian, salah satunya adalah busi. 

Busi racing alias busi untuk balap dianggap solusi yang tepat mengingat busi ini terbukti andal 'disiksa' di sirkuit balap. Sayangnya tidak sedikit pengguna kendaraan yang kurang memahami spesifikasi busi secara tepat. Mereka melepas busi standar kendaraannya dan menggantinya dengan busi yang memiliki kode R. 

Mereka mengira kode ini merupakan sebuah kode kependekan dari Racing. Padahal kode ini menunjukkan bahwa busi bersangkutan memiliki resistor di dalamnya yang berarti memiliki hambatan dengan nilai tertentu.

Assistant Manager Technical Service & Product Development PT NGK Busi Indonesia Diko Oktaviano menjelaskan bahwa busi dengan resistor adalah inovasi dari produsen busi dalam menjawab aturan EMC (Electromagnetic Compability) yang ditetapkan oleh Comité International Spécial des Perturbations Radioélectriques (CISPR), sebuah komite khusus yang menangani interferensi radio.

Setiap pabrikan otomotif harus mengikuti aturan dari CISPR yang berfungsi melindungi komponen elektronik seperti Engine Control Unit, dan perangkat elektronika lainnya dari lonjakan gelombang elektromagnetik, yang berpotensi mengganggu kinerja bahkan merusak perangkat tersebut.

"Di era serba elektronik setiap kendaraan sekarang sudah dilengkapi perangkat itu maka khawatir akan ada problem dikemudian hari akibat busi ketika melakukan kerjanya menghasilkan noise (interferensi gelombang listrik/elektromagnetik) pada saat percikan listrik terjadi," ujar Diko.

Resistor yang dipasang pada busi bertujuan untuk menurunkan efek noise yang timbul akibat lonjakan gelombang elektromagnet tadi sehingga kerusakan komponen elektronik kendaraan bisa dicegah. Hal ini berlaku untuk mobil maupun motor yang sudah dilengkapi perangkat injeksi bahan bakar elektronik.

Karena perangkat injeksi bahan bakar elektronik sudah lebih lama diterapkan pada mobil dibandingkan sepeda motor, oleh karena itu busi berkode R untuk mobil lebih populer dibandingkan penggunaannya pada sepeda motor. "Makanya mobil-mobil lama dengan sitem karburator ga perlu pake busi R,"

Membedakan busi R

Sebagai contoh, NGK mengeluarkan dua jenis busi sepeda motor yang sama. Salah satunya tanpa resistor dan lainnya dilengkapi resistor, yaitu D8EA dan DR8EA. Kode R pada DR8EA menandakan adanya resistor di dalam busi.

Diko mengingatkan untuk tidak mengganti busi yang standarnya menggunakan resistor dengan busi non-resistor karena dalam jangka waktu panjang dapat mengganggu kinerja bahkan merusak perangkat elektronika pada kendaraan seperti ECU, perangkat navigasi, penerima radio, serta perangkat keamanan dan keselamatan.

Sebaliknya bila busi standar kendaraan non-resistor diganti dengan busi resistor tidak ada masalah. "mesin konvensional yang tanpa resistor diganti busi dengan busi resistor gak ada masalah, karena nggak ngaruh juga. Paling bedanya di harga doang," ujar Diko kepada Media Indonesia melalui pesan singkatnya, Rabu (16/6).

Untuk menggantikan busi standar agar performa dan keawetannya makin baik, Diko menganjurkan untuk mengganti busi serupa yang memiliki bahan logam lebih baik. Bisa menggunakan tipe Platinum, atau Iridium. 

Diko juga menganjurkan untuk tidak menggunakan busi racing untuk harian. Pasalnya busi racing dirancang untuk terus bekerja pada putaran tinggi. Jika dipakai harian yang kerap menemui kemacetan, busi racing justru akan cepat kotor dan turun performanya dibandingkan busi standar. (S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Suplemen
Berita Lainnya