Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PERFORMA ekspor kendaraan bermerek Toyota dalam bentuk completly built-up (CBU) sepanjang 2017 yang dilakukan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) ‘menggores’ prestasi tertinggi. Angka ekspor kendaraan Toyota mencapai 199.600 unit atau naik 18% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, 169.100 unit.
Angka tersebut merupakan pencapaian volume tertinggi sejak kegiatan ekspor Toyota Indonesia dimulai pada 1987. Selain faktor eksternal, yaitu membaiknya perekonomian sejumlah negara tujuan ekspor, peningkatan daya saing perekonomian Indonesia melalui percepatan pembangunan infrastruktur, dan kebijakan deregulasi, sangat berperan dalam capaian tersebut.
“Semua itu tentu tidak terlepas dari sinergi kebijakan pemerintah yang kian kondusif dalam mendorong perbaikan daya saing perekonomian dan usaha terus menerus seluruh pihak yang terlibat dalam grup Toyota,” kata Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono melalui siaran pers TMMIN, Selasa (30/1).
Kontribusi terbesar pada pencapaian ekspor Toyota berasal dari model SUV (sport utility vehicle) Fortuner yang mencapai 69.700 unit. Angka tersebut juga merupakan rekor tertinggi ekspor Fortuner dalam 5 tahun terakhir. Produk ekspor lain yang diproduksi di pabrik TMMIN yang juga berkontribusi besar dalam pencapaian rekor ini ialah model sedan Vios dengan jumlah 28.450 unit, Kijang Innova, Sienta, dan Yaris yang turut melengkapi performa ekspor kendaraan bermerek Toyota dengan total 18.700 unit.
Dari sisi laju pertumbuhan, Sienta menempati urutan tertinggi mencapai 51,0%, diikuti Fortuner 42,2%, sedangkan Vios 19,3%. Selain itu, Toyota mengekspor beberapa model lain, yakni Avanza, Rush, Agya (Wigo), dan Town/Lite Ace yang diproduksi grup Toyota di Indonesia, yaitu Astra-Daihatsu Motor dengan jumlah total sebanyak 82.700 unit.
“Komposisi ekspor kendaraan bermerek Toyota yang didominasi model SUV ini sekaligus membuktikan kapabilitas industri otomotif Indonesia telah mampu bersaing dalam memenuhi keinginan konsumen global. Di sisi lain, model sedan Vios yang telah kami produksi secara lokal sejak 2013 lalu menjadi keistimewaan tersendiri karena 97% dari total produksinya ditujukan untuk pasar ekspor,” tambah Warih.
Selain dalam bentuk CBU, pada 2017 TMMIN telah mengekspor 47.600 kendaraan dalam bentuk terurai/completely knock down (CKD) mesin utuh tipe TR berbahan bakar bensin sebesar 123.200 unit dan mesin TR berbahan bakar etanol sebesar 5.700 unit. Sementara itu, ekspor mesin tipe NR berbahan bakar bensin mencapai 93.300 unit dan NR berbahan bakar etanol 3.700 unit.
Proyeksi perekonomian dalam negeri yang lebih baik pada 2018 dan proses pemulihan perekonomian global diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja industri otomotif nasional.
“Melihat perkembangan indikator perekonomian dalam negeri maupun di luar negeri, TMMIN berharap kinerja 2018 bisa menyamai bahkan lebih baik dibandingkan tahun lalu, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor. Kita mengharapkan hubungan dagang yang baik antara Indonesia dan negara tujuan ekspor juga dapat membantu menjaga volume ekspor kami di tahun ini,” kata Wakil Presiden Direktur TMMIN, Edward Otto Kanter. (RO/S-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved