Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
GENERASI stroberi adalah sebutan yang digunakan untuk menggambarkan generasi muda di era sekarang yang lebih sensitif, mudah menyerah, dan kurang memiliki ketahanan ketika menghadapi tekanan dan kritik. Istilah ini memiliki konotasi negatif dan sering digunakan untuk menggambarkan individu yang mudah merasa terluka, mirip dengan kelemahan fisik buah stroberi. Generasi yang lemah secara emosional dan fisik cenderung menghindari konflik. Mereka ini sering dikritik karena keengganan menghadapi tantangan dan masalah yang rumit, serta cenderung mengharapkan hasil instan tanpa usaha keras.
Perubahan nilai-nilai keluarga
Salah satu faktor utama yang memengaruhi karakteristik generasi stroberi ialah perubahan nilai-nilai keluarga. Generasi ini tumbuh di era ketika keluarga sering kali kurang hadir, atau sedikit menyediakan dukungan emosional dan sosial yang diperlukan. Kurangnya komunikasi dan interaksi antaranggota keluarga dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan rasa putus asa pada generasi ini.
Selengkapnya baca di epaper Media Indonesia https://epaper.mediaindonesia.com/detail/mendampingi-generasi-stroberi
Kimiko juga membuktikan bahwa dirinya bisa merubah paradigma gen Z yang malas gerak, apatis, mudah terbawa arus, ingin serba instan, dan mental stroberi.
KEHIDUPAN pendidikan terus menghadapi tantangan dalam mengatasi mentalitas generasi peserta didik yang setiap zamannya memiliki karakteristik unik dan berbeda.
Pelatihan deep learning untuk kepala sekolah dan guru bidang studi tertentu dengan target sebagai pionir di 1.000 sekolah.
SnackVideo mengusung tema Pemberdayaan Pendidikan melalui serangkaian kegiatan di sekolah.
Kurikulum di Sekolah Rakyat disusun melalui dua jalur utama, yakni jalur pendidikan formal setara dengan sekolah umum, dan jalur pendidikan karakter.
Koalisi Barisan Guru Indonesia (Kobar Guru Indonesia) mengkritisi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani tentang kebijakan anggaran pendidikan.
Selama Jambore Sahabat Anak 2025, lebih dari 560 anak dari komunitas marjinal terlibat dalam berbagai aktivitas, termasuk sesi edukatif selama 30 menit di dalam Bus Sekolah VR Keliling.
Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi yang pada 2023 hanya mencapai 31,45%, artinya hanya sepertiga dari generasi usia kuliah yang memiliki akses ke pendidikan tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved