Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Harapan

Adiyanto Wartawan Media Indonesia
07/1/2024 05:00
Harapan
Adiyanto Wartawan Media Indonesia(MI/Ebet)

DI saat kembang api menerangi langit malam dengan orang banyak di berbagai penjuru dunia berkumpul untuk menyambut pergantian tahun, ledakan bom dan bau mesiu mengoyak kehadiran hari baru di Gaza dan Ukraina, sementara gempa bumi dahsyat yang memicu tsunami menewaskan ratusan orang di Jepang.

Di saat banyak orang di seluruh dunia berharap untuk bisa bertahan dari melonjaknya biaya hidup, kekacauan global, dan cuaca yang diprediksi kian ekstrem di tahun mendatang, sejumlah peristiwa yang terjadi di awal tahun tersebut kian menambah muram harapan di masa depan.

Tahun ini, lebih dari 2 miliar orang di 50 negara diperkirakan akan mengikuti pemilu, termasuk di Amerika serikat dan Indonesia. Itu tentu menjadi tantangan bagi para pemimpin dan calon pemimpin di seluruh dunia untuk mengatasi sejumlah persoalan tersebut dan bagaimana memulihkan optimisme di masyarakat.

Di dunia yang semakin terhubung, persoalan geopolitik, dan ekonomi, tentunya akan saling memengaruhi satu sama lain. Para pemimpin dan calon pemimpin itu tidak hanya dituntut menyelesaikan persoalan di dalam negeri, tapi juga diharapkan mampu menempatkan diri sejajar di tengah pergaulan internasional.

Kita semestinya iri dengan negara-negara yang mampu mengelola diri dengan baik, kesejahteraan dirasakan sebagian besar warga, bukan cuma dinikmati segelintir orang. Minim korupsi dan manipulasi. Itu harusnya jadi resolusi kita bersama yang terus diikhtiarkan sebagai sebuah bangsa, bukan sekadar retorika yang dijadikan konsumsi politik tiap lima tahun sekali.

Indonesia kini memang bukan seperti dua atau tiga dekade lalu. Pertumbuhan ekonomi terus melesat, tapi persoalan yang dihadapi secara umum masih tetap sama seperti zaman baheula, yakni tetap maraknya praktik korupsi. Bahkan, ironisnya, pemimpin lembaga yang semestinya menjadi garda terdepan memberantas praktik lancung itu, ikutan korup.

Entah sudah berapa ratus atau bahkan ribu kali seminar ataupun simposium yang membahas persoalan itu, tetapi faktanya korupsi masih terus terjadi. Padahal, jika kita semua mau jujur, itulah sebenarnya akar persoalan mengapa negara ini tertinggal dari bangsa-bangsa lainnya. Jika saja praktik lancung itu tidak terus dipelihara, masyarakat di negara ini tentunya akan sejahtera.

Harapan itu mungkin terdengar utopis. Namun, sekecil apa pun, ia harus tetap menyala karena itulah yang akan menuntun kita menghadapi masa depan, betapa pun gelapnya. Harapan itu, salah satunya, bisa kita salurkan lewat bilik suara. Jangan apatis, gunakan hak pilih Anda, karena itulah yang akan menentukan masa depan kita semua. Wassalam.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
  • Politik Beras

    03/3/2024 05:00

    Contoh lainnya pemimpin yang gagal mengelola urusan beras ialah Yingluck Shinawatra.

  • Dunia yang tidak Baik-Baik Saja

    25/2/2024 05:00

    Biar bagaimanapun, perang butuh ongkos. Ada biaya untuk beli amunisi dan peralatan tempur.

  • Kedaulatan Pangan

    18/2/2024 05:00

    ISTRI saya mengeluhkan harga beras mahal.

  • Orkestrasi Moral

    04/2/2024 05:00

    WAKTU pemungutan suara untuk pemilihan presiden (pilpres) ataupun legislatif (pileg) tinggal menghitung hari

  • Katakan dengan Masker

    18/6/2023 05:00

    Seperti halnya virus korona, bentuk patologi sosial semacam itu kini juga masih ada dan bergentayangan. Mereka cuma bermutasi menjadi bentuk lain, dari yang kelas teri hingga kakap.

  • El Nino

    11/6/2023 05:00

    Ditambah dampak fenomena El Nino, bisa dibayangkan bagaimana ‘kerasnya’ hidup di Ibu Kota dalam beberapa hari ke depan.