Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sianida, si Racun Singkong

Albert Kuhon, Dosen Prodi Nutrition and Food Technology Universitas Surya
10/2/2016 10:39
Sianida, si Racun Singkong
(Dok.MI/Tiyok)

Sejak dulu, sianida ialah racun yang sangat berbahaya. Sianida adalah senyawa yang dalam ilmu kimia digolongkan dalam grup cyano (memiliki gugus -CN). Gugus aktifnya terdiri atas satu atom karbon (C) yang berikatan rangkap tiga dengan satu atom nitrogen (N). Tepatnya, sianida ialah gugus anion (bermuatan negatif) CN-. Di Indonesia, sianida banyak ditemukan pada ubi kayu atau singkong. Bahkan, ada jenis singkong yang dikenal sebagai singkong racun yang umbinya besar tapi tidak dapat langsung dikonsumsi karena kadar sianidanya cukup tinggi.

Asam sianida atau HCN dalam tata nama (nomenklatur) ilmu kimia disebut hydrogen cyanide atau hydrocyanic acid. Warna pigmen biru gelap yang sering dikenal sebagai prussian blue, dan dulu banyak digunakan dalam pembuatan cetak biru atau blue prints, sebetulnya merupakan derivat kompleks senyawa sianida dengan besi (iron cyanide complexes). Bahkan, kata cyanide pada sebetulnya berasal dari ferrocyanide (yang bercampur dengan ferricyanide membentuk pigmen prussian blue). Asam sianida atau HCN dalam perdagangan sering disebut prussic acid.

Dalam nomenklatur International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC), kelompok senyawa organik yang bergugus aktif sianida digolongkan dalam senyawa nitril. Contohnya, CH3CN yang dikenal dengan nama pasar metil sianida methyl cyanide dalam terminologi IUPAC disebut acetonitrile atau ethanenitrile.

IUPAC adalah organisasi nonpemerintah yang berdiri 1919 dan bertujuan mengembangkan ilmu kimia yang beranggota masyarakat kimia nasional dari berbagai negara ini. Organisasi ini dikenal sebagai otoritas yang diakui dalam penamaan unsur dan senyawa kimia.

Senyawa sianida bisa berbentuk gas, cair, atau padat. Umumnya bisa melepas ion CN- atau sianida yang sangat beracun. Dalam alam, sianida merupakan bagian perlindungan ta­naman dari gangguan hewan. Manusia secara turun-temurun me­miliki keterampilan guna mengolah bahan pangan tersebut sehingga tidak membahayakan kesehatan. Selain itu, sianida banyak digunakan secara komersial, seperti dalam proses ekstraksi emas dan perak dari serbuk bijih, bahan insektisida, pembasmi tikus, produksi serat akrilik, dan karet sintetis.

Sangat beracun
Senyawa-senyawa sianida umumnya sangat beracun bagi manusia. Hanya beberapa senyawa sianida yang tidak terlalu beracun. Pigmen penyusun biru prussian, yang rumus kimianya kira-kira Fe7(CN)18, ialah senyawa berwarna biru yang dulu biasa dipakai dalam pembuatan cetak biru. Senyawa tersebut bahkan diberikan sebagai obat penangkal keracunan yang diakibatkan oleh thallium dan Caesium-137.

Senyawa sianida yang paling berbahaya ialah HCN dan senyawa-se­nyawa garam turunannya, seperti potassium cyanide (KCN) dan sodium cyanide (NaCN). Selain itu ada juga senyawa lain, misalnya trimethylsilyl cyanide (CH3)3SiCN, yang dengan mudah melepaskan HCN atau ion sianida lain, begitu kena air. Hal yang sama juga terjadi sewaktu jenis plastik cya­noacrylates terbakar.

HCN adalah cairan yang mendidih pada suhu 26°C (78,8°F) sehingga lebih sering ditemui dalam bentuk gas yang tidak berwarna. Tergolong asam lemah, rasanya pahit dan berbau se­perti buah almond. HCN adalah produk berbagai jenis pembakaran sehingga bisa didapati pada asap knal­pot, asap tembakau, dan asap ha­sil

pembakaran berbagai plastik, terutama yang berbahan dasar derivat acrylonitrile. Jenis sianida yang paling banyak digunakan ialah NaCN (sodium cyanide) dan potas atau KCN (potassium cyanide). Keduanya berupa serbuk putih, yang dalam keadaan lembap berbau seperti buah almond.

Menghambat enzim
Keracunan senyawa-senyawa sia­ni­da mengakibatkan kesulitan bernapas, menghambat sel-sel tubuh menerima oksigen. Keracunan sianida membuat otak dan jantung, yang sangat tergantung pada oksigen, berhenti berfungsi. Beberapa menit setelah keracunan sianida, korban akan tampak membu­ru napasnya, pusing, sakit kepala, berkunang-kunang, muntah, dan denyut nadi berdebar-debar. Pada dosis yang lebih tinggi, korban akan tampak gemetar, denyut jantung melemah, tekanan darah merendah, kehilangan kesadaran, kerusakan pa­ru-paru, dan kesulitan pernapasan yang berakibat kematian.

Secara ilmiah kedokteran, sianida menghambat enzim cytochrome c oxidase (yang dikenal juga sebagai enzim aa3) kompleks keempat rangkaian transportasi elektron yang bia­sa ditemukan pada membran mitochondria sel-sel eukaryotic. Pada manusia dan hewan menyusui, secara alamiah ada enzim rhodanase yang menggabungkan serum sianida dengan thiosulfat sehingga membentuk senyawa thiocyanate yang tidak membahayakan kesehatan. Selain rhodanase, antidota terhadap keracunan sianida ialah hydroxocobalamin dan sodium nitrit yang dapat membebaskan sianida dari sistem cytochrome.

Sejak lama
Sudah lama sianida digunakan dalam pembunuhan atau bunuh diri. Pada kasus pembunuhan Grigo­ri Yefimovich Rasputin (10 Januari 1869–29 Desember 1916), sekelompok bangsawan yang dipimpin Pangeran Felix Yusupov menggunakan sianida. Kabarnya kelompok itu bekerja sama dengan intelijen Inggris.

Sederetan tokoh Nazi pada zaman Hittler seperti Hermann Goering, Heinrich Himmler, dan Joseph Goebbels, hingga kekasih Eva Braun yang jadi kekasih Hittler, bunuh diri menggunakan sianida. Bahkan, Erwin Rommel, Jenderal Jerman yang menjadi tokoh dalam Perang Dunia II dan mendapat sebutan Serigala Gurun (The Dessert Fox), dipaksa bunuh diri dengan menelan sianida oleh Hittler. Hittler juga dikabarkan minum sianida bersama Eva Braun sebelum menembak kepalanya sendiri.

Pekerja intelijen yang terlibat dalam operasi-operasi berbahaya, juga banyak yang dibekali sianida guna bunuh diri jika tertangkap lawan. Dalam pertengahan dekade 1980-an, Kim Yuh-hui, seorang agen rahasia Korea Utara yang tertangkap sewaktu menyusup ke Korea Selatan, juga dibekali pil sianida buat bunuh diri. Namun, percobaannya digagalkan pihak Korsel.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya