Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEKITAR awal 2000 saya mulai berkenalan dengan kata yang saat itu terasa asing bagi saya, tetapi ternyata lumrah bagi orang yang saya temui di seminar-seminar. Kata itu ialah prosiding. Saya mencari di kamus rujukan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Namun, di kamus itu kata prosiding tidak ada.
Pencarian saya lanjutkan ke kamus bahasa Inggris. Dugaan saya prosiding ditransliterasi dari kata proceeding. Kata yang menurut Merriam-Webster Dictionary diketahui pertama dipakai pada abad ke-15 itu diberi makna secara garis besar tindakan hukum, prosedur, transaksi, dan dengan penjamakan (proceedings) bermakna peristiwa dan rekaman resmi dari hal-hal yang diucapkan atau dilakukan.
Saya agak bersungut juga, kenapa kata yang familier di seminar dan penulisan ilmiah belum juga dimasukkan ke kamus rujukan? Pada Januari 1997, misalnya, diterbitkan Prosiding Seminar Nasional Tantangan Entomologi pada Abad XXI. Jadi, secara garis besar prosiding adalah hasil konferensi ilmiah. Makalah seminar, misalnya, dikumpulkan lalu diterbitkan.
Saya harus menunggu delapan tahun untuk bisa membaca prosiding dalam kamus rujukan. Pada 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat terbit dengan lema prosiding tertera di halaman 1107. Kata prosiding ialah nomina dan bermakna ‘kumpulan makalah seminar yang telah dibukukan; bunga rampai’.
Pengindonesiaan proceedings menjadi prosiding jika mengacu ke pedoman umum ejaan bahasa kita memenuhi kaidah ‘ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya’. Ya, c bertemu dengan e akan membuat c berubah menjadi s, misalnya. Namun, s di akhir proceedings dihilangkan dalam penyerapan itu. Praktis, tetapi seperti menunjukkan kita malas mencari padanan dari kosakata bahasa kita.
Padahal, sudah ada dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia kapita selekta (bunga rampai karya ilmiah yang dianggap penting), bunga rampai (kumpulan karangan atau cerita pilihan; antologi), rampaian (campuran; kumpulan bunga atau bacaan) yang bisa disemati makna yang dicakup proceedings.
Namun, kasus prosiding itu membawa saya mengingat satu lagi kata yang juga populer, skrining. Dapat diduga, kata skrining ditransliterasi dari kata screening. Kata yang menurut Merriam-Webster Dictionary diketahui pertama dipakai pada 1725 itu di antaranya bermakna tindakan pemisahan atau tindakan mengetes seseorang, darah seseorang, dan lain-lain untuk mengetahui adanya bukti penyakit atau obat ilegal, atau tindakan memeriksa seseorang untuk mengetahui kecocokannya untuk mengisi suatu posisi atau tujuan tertentu.
Dalam praktik orang menggunakan skrining dengan makna mengetes seseorang untuk mengetahui adanya penyakit atau obat ilegal, atau memeriksa seseorang untuk mengetahui kecocokannya untuk mengisi suatu posisi tertentu. Kalimat berikut contohnya. ‘Pemerintah melakukan upaya deteksi dini kanker leher rahim berupa skrining dengan metode inspeksi visual asam asetat’.
Yang sudah ada dalam kamus rujukan edisi terakhir, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat, ialah lema skrin. Kata skrin ialah nomina yang bermakna ‘layar tempat menayangkan gambar dan sebagainya (dalam bioskop, televisi)’.
Apakah saya harus menunggu delapan tahun lagi untuk bisa membaca skrining dalam kamus rujukan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved