Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Berburu Kado Indah di Boxing Day

Satria Sakti Utama
26/12/2015 00:00
Berburu Kado Indah di Boxing Day
( (AP Photo/Rui Vieira))
LIGA Primer Inggris memang berbeda dengan liga sepak bola di negara-negara Eropa lainnya. Ketika pemain-pemain klub-klub di Spanyol, Italia, Jerman, ataupun Prancis libur Natal dan tahun baru, pesepak bola di Inggris justru sudah harus kembali ke lapangan hijau sehari setelah Natal. Boxing Day ataupun laga sehari setelah Natal memang menjadi pembeda kompetisi sepak bola Inggris dengan kompetisi negara 'Benua Biru' lainnya. Walau berat harus bermain di suasana Natal, para pemain tetap antusias. Pasalnya, tradisi yang telah berlangsung lebih dari 1,5 abad itu memiliki gengsi tersendiri.

Kemenangan di Boxing Day menjadi bidikan setiap tim. Kemenangan itu akan menjadi kado indah Natal dan tahun baru yang tidak akan ada gantinya. Pemimpin klasemen sementara Leicester City juga bertekad meraih hasil maksimal di Boxing Day tahun ini. Tiga angka dari tuan rumah Liverpool akan menjadi kado Natal dan tahun baru yang indah dari Leicester untuk para pendukung mereka. Leicester terbukti solid setelah baru sekali menelan kekalahan musim ini. Mereka pun berpeluang mengakhiri dominasi big 4, yakni Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan Manchester City yang selalu menjadi juara sejak era Liga Primer digelar 1992 silam.

Leicester berpeluang mengikuti pencapaian Blackburn Rovers pada musim 1994-1995 yang menjadi satu-satunya tim dari luar big 4 yang menjuarai kompertisi domestik. Meski demikian, Ranieri terus mengingatkan timnya untuk tidak berpuas diri dengan raihan saat ini. "Saya pikir kami tidak siap bertarung untuk menjadi juara. Kami tidak memiliki kualitas tinggi seperti Manchester City, Arsenal, tapi kami selalu berjuang bersama-sama. Setiap bola bagi kami bagai bola terakhir bagi kami. Itu yang selalu kami percaya," lanjut mantan pelatih Inter Milan tersebut.

"Tapi ada atmosfer yang bagus di kandang Liverpool dan kami ingin menunjukkan kemampuan terbaik kami jika ingin menang di sana," imbuh Ranieri. Dalam laga nanti, Ranieri kemungkinan tidak akan kembali menyertakan Danny Drinkwater dalam skuatnya. Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu pemulihan penuh bagi gelandang andalannya tersebut.  Namun, bek Jerman Robert Huth dipastikan dapat merumput setelah menyelesaikan hukuman akumulasi kartu kuningnya.

Forrest gump
Walau berstatus tim pelengkap di awal musim, the Foxes, julukan Leicester, bertransformasi menjadi raksasa Liga Primer Inggris musim ini. Skuat arahan Claudio Ranieri itu bercokol di puncak klasemen dengan koleksi 38 poin dari 17 pertandingan dan unggul dua poin dari Arsenal di pos kedua. Apabila menilik komposisi pemain, Leicester City terbilang mustahil merengkuh prestasi. Hanya nama mantan gelandang Napoli Gokhan Inler yang mungkin tidak terlalu asing di telinga.

Namun, racikan Ranieri serta permainan kolektif dengan bumbu pressing ketat terbukti menyulitkan lawan-lawannya. Bahkan, Chelsea maupun Manchester United sekali pun. Penampilan luar biasa duet penyerang Jamie Vardy dan Riyad Mahrez juga menjadi faktor kejutan lain. Duet keduanya kini telah mengumpulkan 28 gol, 15 gol untuk Vardy dan sisanya bagi Mahrez. Bahkan, khusus untuk Vardy, pemain 28 tahun itu mampu mengukir rekor dengan menggungguli pencapaian mantan penyerang Manchester United Ruud van Nistelrooy.

Pemain kelahiran Sheffield Inggris ini tercatat mampu mencetak gol dalam 11 pertandingan beruntun. Rekor tersebut diraih saat mengimbangi Manchester United 1-1 pada Sabtu (28/11) silam. "Rekor tersebut tidak ada dalam benak saya, sebab itu akan memengaruhi kinerja saya dan tim dan itu hal terakhir yang ingin saya lakukan. Saat saya melintas garis putih konsentrasi saya harus tertuju pada pertandingan," ungkap Vardy seusai mencatat rekor tersebut. Claudio Ranieri menyebut label pemimpin klasemen dengan penuh kejutan ini bak film Forrest Gump.

Pelatih asal Italia itu berharap skuat asuhannya dapat terus mempertahankan kualitas seperti tokoh yang diperankan Tom Hanks dalam film tersebut. "Saya sangat percaya diri karena musim lalu Leicester mampu menyelamatkan dirinya dalam dua bulan terakhir yang menunjukkan stamina yang fantastis. Mengapa kita tidak terus melanjutkan untuk berlari dan berlari layaknya Forrest Gump?" ungkap Ranieri.

Wajib menang
Sementara itu, kondisi wajib menang dihadapi Liverpool. Terlebih saat ini the Reds dalam situasi limbung setelah tidak pernah menang dalam tiga laga terakhir Liga Primer, termasuk dipermalukan klub promosi Watford dengan skor mencolok tiga gol tanpa balas, Minggu (20/12) lalu. Akan tetapi, Juergen Klopp tahu misi tersebut bukanlah hal mudah mengingat sang lawan sedang dalam periode terbaiknya. Klopp pun tak ragu memuji Leicester sebagai tim yang hampir sempurna dalam melakukan serangan balik.

"Mereka mendekati sempurna dalam permainan serangan balik dalam sepak bola, sangat cepat. Saya menaruh hormat kepada Claudio dan seluruh pasukan Leicester," tutur suksesor Brendan Rodgers tersebut. "Saya tidak terkejut dengan pencapaian mereka. Itulah cara sepak bola bekerja. Anda hanya perlu menggunakan dan mengambil kesempatan. Iulah yang mereka lakukan. Mereka tidak membutuhkan banyak kesempatan untuk mencetak gol karena mereka punya dua penyerang kuat dengan penampilan sempurna," imbuh bekas pelatih Borussia Dortmund itu.

Penampilan Liverpool sebenarnya tidak buruk. Akan tetapi, gangguan cedera pemain tidak jarang membuat rival Everton itu tampil tidak konsisten. Tercatat saat ini Danny Ings, Jon Flanagan, dan James Milner masih harus tetap bertahan di ruang perawatan, sedangkan penyerang andalan Daniel Sturridge juga belum pasti dapat tampil. Beruntungnya Liverpool dipastikan akan lebih kuat di sektor belakang setelah kembalinya Dejan Lovren dari cedera lutut. (AFP/Mirror/Goal/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya