LIGA Primer Inggris memang berbeda dengan liga sepak bola di
negara-negara Eropa lainnya. Ketika pemain-pemain klub-klub di Spanyol,
Italia, Jerman, ataupun Prancis libur Natal dan tahun baru, pesepak bola
di Inggris justru sudah harus kembali ke lapangan hijau sehari setelah
Natal. Boxing Day ataupun laga sehari setelah Natal memang menjadi
pembeda kompetisi sepak bola Inggris dengan kompetisi negara 'Benua
Biru' lainnya. Walau berat harus bermain di suasana Natal, para pemain
tetap antusias. Pasalnya, tradisi yang telah berlangsung lebih dari 1,5
abad itu memiliki gengsi tersendiri.
Kemenangan di Boxing Day
menjadi bidikan setiap tim. Kemenangan itu akan menjadi kado indah Natal
dan tahun baru yang tidak akan ada gantinya. Pemimpin klasemen
sementara Leicester City juga bertekad meraih hasil maksimal di Boxing
Day tahun ini. Tiga angka dari tuan rumah Liverpool akan menjadi kado
Natal dan tahun baru yang indah dari Leicester untuk para pendukung
mereka. Leicester terbukti solid setelah baru sekali menelan kekalahan
musim ini. Mereka pun berpeluang mengakhiri dominasi big 4, yakni
Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan Manchester City yang selalu
menjadi juara sejak era Liga Primer digelar 1992 silam.
Leicester
berpeluang mengikuti pencapaian Blackburn Rovers pada musim 1994-1995
yang menjadi satu-satunya tim dari luar big 4 yang menjuarai kompertisi
domestik. Meski demikian, Ranieri terus mengingatkan timnya untuk tidak
berpuas diri dengan raihan saat ini. "Saya pikir kami tidak siap
bertarung untuk menjadi juara. Kami tidak memiliki kualitas tinggi
seperti Manchester City, Arsenal, tapi kami selalu berjuang
bersama-sama. Setiap bola bagi kami bagai bola terakhir bagi kami. Itu
yang selalu kami percaya," lanjut mantan pelatih Inter Milan tersebut.
"Tapi
ada atmosfer yang bagus di kandang Liverpool dan kami ingin menunjukkan
kemampuan terbaik kami jika ingin menang di sana," imbuh Ranieri. Dalam
laga nanti, Ranieri kemungkinan tidak akan kembali menyertakan Danny
Drinkwater dalam skuatnya. Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu
pemulihan penuh bagi gelandang andalannya tersebut. Namun, bek Jerman
Robert Huth dipastikan dapat merumput setelah menyelesaikan hukuman
akumulasi kartu kuningnya.
Forrest gump Walau berstatus
tim pelengkap di awal musim, the Foxes, julukan Leicester,
bertransformasi menjadi raksasa Liga Primer Inggris musim ini. Skuat
arahan Claudio Ranieri itu bercokol di puncak klasemen dengan koleksi 38
poin dari 17 pertandingan dan unggul dua poin dari Arsenal di pos
kedua. Apabila menilik komposisi pemain, Leicester City terbilang
mustahil merengkuh prestasi. Hanya nama mantan gelandang Napoli Gokhan
Inler yang mungkin tidak terlalu asing di telinga.
Namun, racikan
Ranieri serta permainan kolektif dengan bumbu pressing ketat terbukti
menyulitkan lawan-lawannya. Bahkan, Chelsea maupun Manchester United
sekali pun. Penampilan luar biasa duet penyerang Jamie Vardy dan Riyad
Mahrez juga menjadi faktor kejutan lain. Duet keduanya kini telah
mengumpulkan 28 gol, 15 gol untuk Vardy dan sisanya bagi Mahrez. Bahkan,
khusus untuk Vardy, pemain 28 tahun itu mampu mengukir rekor dengan
menggungguli pencapaian mantan penyerang Manchester United Ruud van
Nistelrooy.
Pemain kelahiran Sheffield Inggris ini tercatat mampu
mencetak gol dalam 11 pertandingan beruntun. Rekor tersebut diraih saat
mengimbangi Manchester United 1-1 pada Sabtu (28/11) silam. "Rekor
tersebut tidak ada dalam benak saya, sebab itu akan memengaruhi kinerja
saya dan tim dan itu hal terakhir yang ingin saya lakukan. Saat saya
melintas garis putih konsentrasi saya harus tertuju pada pertandingan,"
ungkap Vardy seusai mencatat rekor tersebut. Claudio Ranieri menyebut
label pemimpin klasemen dengan penuh kejutan ini bak film Forrest Gump.
Pelatih
asal Italia itu berharap skuat asuhannya dapat terus mempertahankan
kualitas seperti tokoh yang diperankan Tom Hanks dalam film tersebut.
"Saya sangat percaya diri karena musim lalu Leicester mampu
menyelamatkan dirinya dalam dua bulan terakhir yang menunjukkan stamina
yang fantastis. Mengapa kita tidak terus melanjutkan untuk berlari dan
berlari layaknya Forrest Gump?" ungkap Ranieri.
Wajib menang Sementara
itu, kondisi wajib menang dihadapi Liverpool. Terlebih saat ini the
Reds dalam situasi limbung setelah tidak pernah menang dalam tiga laga
terakhir Liga Primer, termasuk dipermalukan klub promosi Watford dengan
skor mencolok tiga gol tanpa balas, Minggu (20/12) lalu. Akan tetapi,
Juergen Klopp tahu misi tersebut bukanlah hal mudah mengingat sang lawan
sedang dalam periode terbaiknya. Klopp pun tak ragu memuji Leicester
sebagai tim yang hampir sempurna dalam melakukan serangan balik.
"Mereka
mendekati sempurna dalam permainan serangan balik dalam sepak bola,
sangat cepat. Saya menaruh hormat kepada Claudio dan seluruh pasukan
Leicester," tutur suksesor Brendan Rodgers tersebut. "Saya tidak
terkejut dengan pencapaian mereka. Itulah cara sepak bola bekerja. Anda
hanya perlu menggunakan dan mengambil kesempatan. Iulah yang mereka
lakukan. Mereka tidak membutuhkan banyak kesempatan untuk mencetak gol
karena mereka punya dua penyerang kuat dengan penampilan sempurna,"
imbuh bekas pelatih Borussia Dortmund itu.
Penampilan Liverpool
sebenarnya tidak buruk. Akan tetapi, gangguan cedera pemain tidak jarang
membuat rival Everton itu tampil tidak konsisten. Tercatat saat ini
Danny Ings, Jon Flanagan, dan James Milner masih harus tetap bertahan di
ruang perawatan, sedangkan penyerang andalan Daniel Sturridge juga
belum pasti dapat tampil. Beruntungnya Liverpool dipastikan akan lebih
kuat di sektor belakang setelah kembalinya Dejan Lovren dari cedera
lutut. (AFP/Mirror/Goal/R-1)