KALAU saja tidak ngaku-ngaku bisa melompat sejauh 5 meter, Setyo Budi Hartanto, 29, mungkin tidak akan pernah menjadi atlet difabel nasional seperti saat ini. Setyo tercatat telah mempersembahkan banyak emas bagi kontingen Indonesia dari berbagai multievent.
Kini, Setyo tengah mempersiapkan diri ke Paralympic 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Dia pun sudah bisa menghidupi seluruh keluarganya menggunakan bonus yang sering diterimanya dan sebagai PNS Kemenpora. Baru-baru ini, ia mendapat bonus Rp70 juta atas prestasinya di ASEAN Paragames (APG) 2015.
Siapa sangka Setyo awalnya hanya seorang kuli cangkul dengan upah Rp8.000 per hari di kampungnya.
Suatu siang, saat sedang mencangkul di sawah, Setyo didatangi petugas Dinas Sosial Kota Temanggung untuk mengajaknya ke Pusat Rehabilitasi Bina Daksa dr Suwarso di Solo. Setyo dan orangtuanya setuju.
"Saya terlahir dengan tangan kiri cacat. Sejak lahir sudah didata dinas sosial. Saya ambil pendidikan fotografi di sana. Saya juga sering bermain bola bersama anak-anak difabel lainnya. Saat itulah Pak (Abdul) Aziz melihat saya, dan bertanya saya biasa olahraga apa. Saya jawab lompat jauh. Ditanya lagi, berapa meter? Saya asal jawab 5 meter," kisah Setyo.
Padahal Setyo tidak terbayang sama sekali bagaiman lompat sejauh 5 meter. Ia cuma tahu lompat jauh pakai bak pasir.
Selanjutnya Setyo diasuh Aziz. Setya ternyata memang berbakat menjadi atlet difabel lompat jauh profesional. Ia lulus seleksi ke Pekan Olahraga Paralympic Nasional (Perpanas) 2004 di Palembang. Setyo meraih emas lompat jauh dan perak sepak bola. Dikantonginya bonus Rp13 juta dari pemerintah. Tak hanya itu, ia lolos seleksi untuk tampil pada APG 2005 di Filipina.
Pada 2006, ia mendulang perak Asia-Pacific Paragames dengan lompatan sejauh 6,54 meter. Di APG-APG selanjutnya hingga tahun ini, ia langganan menyumbang emas, kecuali pada APG 2011. Kala itu ia hanya mendapat perak. Prestasi tertinggi Setyo ialah emas Asian Paragames 2014.
Bapak satu anak ini pun ingin meraih medali Paralympic setelah gagal di London. (Maggie NM/R-2)