Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
BALAPAN di Sirkuit Yas Marina yang merupakan tuan rumah GP Abu Dhabi, Minggu (27/11), bukan hanya momen spesial bagi dua pembalap Mercedes, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, yang mengejar titel juara dunia Formula 1 tahun ini.
Balapan yang akan berlangsung sepanjang 305.355 kilometer itu juga akan menjadi momen spesial untuk pembalap Williams Felipe Massa dan pembalap McLaren Jenson Button.
Bagi keduanya, penampilan di Yas Marina akan menjadi yang terakhir di ajang Formula 1. Massa dan Button sebelumnya memang menyatakan pensiun dari F1 selepas musim ini.
Massa yang telah menyatakan pensiun jauh-jauh hari telah mendapatkan salam perpisahan dari timnya setelah gagal menyelesaikan balapan di Interlagos, Brasil, dua pekan lalu.
Sepanjang kariernya di ajang balap jet darat, pembalap Brasil itu belum sekali pun mengenggam juara dunia.
Massa pernah berada sangat dekat dengan gelar juara dunia pada 2008.
Namun, ia harus puas merelakan gelar juara dunia kepada Hamilton setelah tertinggal hanya satu poin dari pembalap Inggris tersebut.
"Ini akan menjadi salah satu momen emosional bagi saya, tapi saya tidak ingin terlalu memikirkannya saat berada di kursi balap nanti. Saya hanya berharap bisa mendapatkan hasil terbaik saat balapan ke-250 bagi saya itu. Tentu, sebuah pesta telah disiapkan untuk melepas saya, tapi saya ingin menyandingkannya dengan hasil balapan yang bagus," kata Massa.
Walau belum sekali pun menjadi juara dunia, Massa diakui sebagai salah satu pembalap Formula 1 terbaik dunia.
Pembalap kelahiran Sao Paulo, 25 April 1981, itu memiliki modal kemampuan teknis untuk bisa menjadi yang terbaik di Formula 1.
Namun, dukungan mobil dan faktor nonteknis menjadikan Massa belum bisa merasakan nikmatnya menjadi juara dunia.
Dalam 14 tahun berkarier di Formula 1, Massa telah 249 kali berlomba.
Dari jumlah tersebut, 11 kali Massa mampu merebut podium utama dan 41 kali masuk posisi tiga besar.
Dalam konfrensi pers jelang GP Abu Dhabi, Massa berharap olahraga yang telah membesarkan namanya itu bisa lebih baik di masa mendatang.
Dirinya berharap bisa melihat Formula 1 lebih kompetitif dengan lebih banyak tim yang bersaing menjadi juara serta makin banyak pembalap yang naik podium utama.
"Itu yang diharapkan semua orang sejak dulu. Saat hanya bisa menyaksikan balapan dari televisi, saya berharap melihat banyak pembalap yang bersaing menjadi juara. Tidak hanya melihat seorang pembalap atau hanya satu tim yang menang. Itulah yang saya harapkan," jelas Massa.
Jadi penasihat McLaren
Berbeda dengan Massa, Button mengakhiri kiprah di Formula 1 dengan torehan 1 gelar juara dunia.
Gelar itu didapatnya pada 2009 saat membela tim Brawn GP.
Selepas tidak lagi duduk di bangku kemudi mobil Formula 1, bukan berarti pembalap Inggris itu langsung meninggalkan Formula 1.
Tahun depan, ia akan menjadi penasihat bagi McLaren.
Kepergiannya dari garasi balap memberikan jalan bagi pembalap muda asal Belgia yang menjuarai GP2 tahun lalu, Stoffel Vandoorne.
Button sebenarnya masih punya opsi untuk kembali mengemudikan jet darat itu pada 2018.
Namun, pembalap yang memulai karier F1 di usia 20 tahun itu menegaskan dirinya tidak akan lagi turun di lntasan balap F1 selepas musim balap tahun ini.
Namun, ia memastikan keputusannya masih bisa berubah seiring dengan waktu.
"Saya melangkah menuju akhir pekan dengan pemikiran bahwa saya tidak ingin lagi membalap selepas tahun ini. Akan tetapi, siapa yang tahu, bisa saja saya berubah pendiirian dalam enam bulan atau satu tahun ke depan. Namun, hingga saat ini, saya melangkah pergi dari F1 dengan perasaan bangga atas apa yang telah saya raih," kata Button.
Seperti Massa, Button juga berharap di masa mendatang Formula 1 menjadi lebih menarik dengan ketatnya persaingan antara pembalap dan tim.
Otoritas Formula 1 diharapkan bisa membuat aturan yang membuat persaingan di antara tim menjadi lebih ketat.
Hanya dengan cara itu, Formula 1 akan tetap menarik minat penggila balap di dunia.
Diakuinya, sejak pertama kali membalap di Formula 1 pada 2000, telah banyak perubahan di olahraga penuh risiko itu.
Namun, menurunnya pamor balap jet darat belakang ini disebabkan tidak ketatnya lagi persaingan antarpembalap dan tim.
"Menurut saya kenapa orang mau menyaksikan Formula 1 karena ingin melihat banyak tim dan pembalap bersaing ketat menjadi juara dalam setiap balapan. Itulah yang akan menjadi alasan bagi saya untuk menyaksikan Formula 1 tahun depan," tegasnya.(Formula1/Dailymail/AP/Gnr/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved