Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ADA cerita menarik di balik keberhasilan Ni Nengah Widiasih meraih medali perak Paralimpiade Tokyo 2020. Dalam lomba yang diadakan di Tokyo International Forum, Jepang, Kamis (26/8), lifter yang akrab disapa Widi itu hampir saja hanya meraih medali perunggu jika tidak ada kejadian protes dari ofisial Indonesia terhadap dewan wasit.
Cerita bermula saat Widi sukses melakukan angkatan pertama seberat 96 kg. Dia kemudian melanjutkan ke angkatan kedua. Widi melakukan angkatan keduanya seberat 98 dengan bagus, namun beberapa saat setelah melakukan angkatan tersebut, angkatan kedua Widi dinyatakan tidak mulus dengan mendapat bendera merah dari wasit sehingga didiskualifikasi dewan wasit.
“Setelah angkatan kedua saya didiskualifikasi, saya dan pelatih sempat ingin mempertanyakan keputusan itu. Namun kami mengurungkan niat itu. Kami baru akan melakukan protes jika pada angkatan ketiga saya juga dibatalkan,” kata Widi dalam keterangan resmi NPCI, Jumat (27/8).
Baca juga: Atlet Paralimpiade Cile Dijadikan Model Boneka Barbie
Setelah semua lifter melakukan angkatan kedua, posisi Widi berada di urutan ketiga dan berpeluang hanya meraih medali perunggu karena posisi kedua ditempati lifter Venezuela, Monasterio Fuentes yang mencatat angkatan 97 kg.
Gagal di angkatan kedua tidak menyurutkan semangat dan konsentrasi Widi untuk tetap tampil bagus di angkatan ketiga. Barbel seberat 98 kg masih berhasil diangkat Widi dengan sempurna. Namun, beberapa detik setelah angkatan ketiga itu, Widi dikejutkan dengan keputusan wasit yang kembali mendiskualifikasi angkatannya.
“Setelah angkatan ketiga itu, wasit mengangkat bendera merah yang menandakan angkatan saya tidak mulus. Dengan cepat pelatih langsung menghampiri dewan wasit untuk mempertanyakan keputusan wasit itu dan meminta untuk di-review atau diputar ulang tayangan angkatan saya untuk melihat apa kesalahan saya,” tambah Widi.
“Setelah melihat video review akhirnya dewan wasit menyatakan angkatan saya mulus dan tangan saya tidak miring sehingga dewan wasit mengesahkan angkatan saya,” ucap Widi.
Jalan Widi untuk meraih medali perak semakin terbuka lebar setelah pesaingnya, Fuentes, gagal melakukan angkatan ketiga seberat 99 kg. Hasil buruk Fuentes otomatis mendongkrak posisi Widi naik ke urutan kedua untuk merebut medali perak sedangkan medali perunggu menjadi milik Fuentes.
Medali emas pada nomor ini diraih oleh lifter Tiongkok, Guo Lingling dengan angkatan terberat 108 kg.
Medali perak yang diraih Widi sekaligus merupakan medali pertama bagi kontingen Indonesia di pentas Paralimpiade Tokyo 2020.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyrakat Indonesia yang terus mendukung kontingen Paralimpiade Indonesia. Terima kasih juga kepada Pak Presiden Jokowi dan Pak Menpora Zainudin Amali yang terus mendukung tim Paralimpiade Indonesia,” ucap Widi.
Widi pun berharap semoga medali perak itu menjadi pembuka jalan dan pelecut semangat bagi atlet lain untuk menunjukan penampilan terbaik bagi kontingen Merah-Putih. (NPCI/OL-1)
Sejarah Prestasi Indonesia di Ajang Paralimpiade
Untuk semakin melebarkan sayap anak bangsa di luar negeri, Wall Street English hadir dengan misi menjadikan Indonesia yang lebih kompetitif dengan Bahasa Inggris.
Ni Nengah Widiasih akan berangkat ke George, Rusia, untuk kejuaraan Dunia Angkat Besi, sekaligus persiapan kejuaraan Paralimpiade di Paris, Prancis.
Indonesia mengirimkan 23 atlet untuk berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020.
Jendi Pangabean dan Syuci Indriani, optimistis bisa memberikan penampilan terbaik saat tampil di multi ajang Paralimpade Tokyo 2020 yang digelar pada 25-31 Agustus 2021.
Wasekjen NPC untuk Paralimpiade Tokyo datang bersama enam atlet dan lima ofisial pendamping yang berasal dari tiga cabang olahraga (cabor) yakni balap sepeda, tenis meja dan renang
Turun di kelas 41kg, perempuan yang akrab disapa Widi itu merebut medali perak setelah membukukan angkatan 98 kg.
Selain memburu emas pertama, perempuan yang akrab disapa Widi tersebut mengusung misi mempertahankan gelar yang pada APG 2017 mendapatkan emas
Dua medali emas itu diraih Widi dari angkatan terbaik dan akumulasi total angkatan. Widi mencatat angkatan terbaik 97 kg pada kesempatan angkatan pertama dari tiga kali kesempatan.
Beberapa atlet yang diangkat menjadi PNS di Kemenpora yakni atlet angkat besi Eko Yuli dan atlet parapowerlifting Ni Nengah Widiasih
Meski sudah dilantik menjadi PNS, atlet kelahiran Karangasem, Bali ini bertekad masih tetap menjadi atlet, untuk mengejar mimpi-mimpinya termasuk bisa tampil di Paralimpiade 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved