Hashimoto Janji Lindungi Atlet Paralimpiade dari Covid-19

KETUA panitia penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, Seiko Hashimoto, berjanji akan mengambil semua tindakan yang mungkin dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi covid-19 pada penyelenggaraan Paralimpiade Tokyo 2020, dan bertekad membuat penyelenggaraan Paralimpiade aman bagi seluruh peserta dan masyarakat Jepang.

"Kami akan melindungi pertandingan yang akan dibuka besok hingga akhir dan membawa penyelenggaraan ini menuju kesuksesan," kata Hashimoto dilansir dari Kyodo News, Selasa (24/8).

Dikatakan Hashimoto, dalam penyelenggaraan Paralimpiade, pihaknya akan lebih memperkuat tindakan pencegahan covid-19 dibanding saat penyelenggaraan Olimpiade, menyusul kondisi kesehatan yang mendasari peserta.

Baca juga: Masuk Grup Neraka Paralimpiade, Tim Tenis Meja RI tidak Gentar

Sementara itu, Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC) Andrew Parsons menyatakan keyakinannya bahwa aturan terkait keselamatan dan kesehatan para atlet dan ofisial sudah dibuat semaksimal mungkin dan menekankan Paralimpiade dapat diadakan tanpa membahayakan kesehatan mereka.

"Selah satu pertanyaan yang cukup sering saya dapatkan adalah, bisakah kita memiliki permainan yang aman? Dan jawabannya adalah ya," ucap Parsons.

"Kami tidak akan berada di sini jika kami tidak percaya bahwa kami dapat memberikan permainan yang aman," terangnya.

Jelang upacara pembukaan Paralimpiade 2020 Tokyo, Selasa (24/8) malam, jumlah infeksi covid-19 harian di Jepang terus meningkat drastis sejak dimulainya Olimpiade, 23 Juli lalu.

Berdasarkan statistik terbaru yang dikutp dari JHU CSSE pada 22 Agustus 2021, kasus baru infeksi covid-19 di Jepang menyentuh angka 22.364 meningkat drastis dari 4.082 kasus pada 23 Juli 2021.

Adapun Paralimpiade Tokyo yang ditunda selama satu tahun akibat pandemi covid-19 akan menghadirkan sekitar 4.400 atlet, dengan pertandingan yang akan digelar tanpa penonton sebagai upaya pencegahan covid-19.

IPC mengatakan sekitar 161 negara akan bersaing dalam kejuaraan multievent empat tahunan itu, dengan penyelenggaraan yang akan digelar selama 13 hari hingga 5 september mendatang.

Lima delegasi, termasuk Bhutan dan Paraguay, akan melakukan debut mereka, namun beberapa negara tidak dapat mengirim atlet mereka karena kesulitan perjalanan yang disebabkan oleh pandemi, kata IPC.

Atlet dari Afghanistan tidak akan hadir di Tokyo setelah Taliban kembali menguasai negara itu, tapi penyelenggara berjanji akan tetap mengikutsertakan bendera Afganistan dalam defile upacara pembukaan sebagai tanda solidaritas.

Parsons mengatakan, seorang perwakilan dari kantor Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi akan membawa bendera Afganistan ke dalam Stadion. (Kyodo News/OL-1)