Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kedepankan Diplomasi

Beo/R-1
09/12/2019 23:40
Kedepankan Diplomasi
Sekretaris Jenderal Perbakin Firtian Judiswandarta.(MI/BUDI ERNANTO )

CABANG menembak berhasil memanen medali emas di SEA Games 2019 Filipina. Dari 11 nomor yang dilombakan, tujuh di antaranya dimenangi Indonesia. Gelar juara umum cabang menembak pun dipastikan menjadi milik kontingen ‘Merah Putih’.

Apa yang diraih para petembak ­Indonesia kali ini tentu sangat berbeda dengan yang didapat di SEA Games 2017. Pada dua tahun lalu, Indonesia hanya mendapatkan satu emas.

Media ­Indonesia mewawancarai Sekretaris Jenderal Perbakin Firtian Judiswandarta yang juga menjadi manajer timnas menembak Indonesia di SEA Games 2019. Berikut petikan wawancara dengannya.

Berapa target medali emas yang dipatok di SEA Games 2019?

Sebenarnya tiga, itu angka optimistis. Kalau angka pesimistis, ya lima. Ternyata lebih dari lima. Alhamdulillah.

Apa yang membuat ­Indonesia kali ini mendapat banyak emas?

Tentu dengan cara mempersiapkan atlet dengan baik. Namun, itu bisa dilakukan jika organisasi yang menangani para atlet telah terkelola dengan baik.

Gambarkan persiapan ­atlet yang dimaksud?

Kami persiapkan mereka dengan cara mencari tahu seperti apa arena yang akan digunakan, siapa lawannya, nomor apa yang akan diikuti.

Bagaimana bisa mencari tahu informasi itu?

Kami datang langsung ke Manila. Jadi, kami bertemu dengan federasi menembak Filipina dan menawarkan bantuan untuk menyelenggarakan cabang menembak di SEA Games. Dari situ kan sudah tahu apa saja yang akan dihadapi atlet Indonesia. Jadi, diplomasi olahraga itu ­penting.

Lalu bagaimana proses pencarian atlet dilakukan?

Kami mendapatkan mereka melalui kejuaraan-kejuaraan yang digelar Perbakin, baik di pusat maupun di daerah. Kami pilih yang terbaik.

Ada kendala untuk memasyarakatkan olahraga menembak?

Kendalanya ialah biaya impor senjata masih mahal. Itu harus dicarikan solusinya oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Keuangan karena ini kan olahraga prestasi. Jika biaya impor turun, pasti ­masyarakat bisa menyenangi olahraga menembak. (Beo/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya