Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Semua orang pasti setuju bahwa nyawa lebih berharga jika dibandingkan dengan sebuah medali emas. Hal itu dapat dibuktikan dengan tindakan heroik dari seorang peselancar Filipina yang memilih untuk meninggalkan peluangnya untuk mendapatkan medali emas di SEA Games 2019. Saat tampil kemarin, peselancar itu memilih untuk menyelamatkan pesaingnya yang terancam tenggelam.
Berdasarkan unggahan seorang netizen bernama Jefferson Ganuelas di Facebook, atlet tuan rumah yang bernama Roger Casugay tidak berpikir dua kali ketika melihat wakil Indonesia, Arip Nurhidayat tersapu oleh ombak di area Monalisa Point, Pantai San Juan, Lau Union.
Saat itu tali pengaman Arip, yang terikat ke papan, putus. Arip yang berasal dari Jawa Barat tersebut kemudian tersapu dan tergulung ombak setinggi tiga meter.
Seperti diungkap situs Manila Bulletin, Casugay, yang saat itu tengah memimpin perolehan nilai, kemudian berhenti berselancar dan berbalik menolong Arip.
Keduanya kemudian menaiki papan seluncur Casugay dan meluncur menuju pantai. Setiba di tepi pantai, Arip langsung mengangkat tangan kanan Casugay dan menyebutnya sebagai seorang juara.
Apa yang dilakukan Casugay sontak mendapatkan banyak pujian, salah satunya dari Asosiasi Olahraga Selancar Filipina.
"Tindakan terbaik dari seorang atlet," ujar mereka mengomentari kabar yang disampaikan Ganuelas.
Ditunda
Setelah apa yang dialami Arip, panitia memutuskan untuk menunda pertandingan dan akan melanjutkan perlombaan pada hari ini.
Meski demikian, laga yang sudah memasuki semifinal itu tidak diulang dari awal.
Para peserta nantinya hanya akan melanjutkan waktu yang tersisa sejak pertandingan nomor longboard putra itu dihentikan.
Di sisi lain, menurut situs Fox Sports Philippines, badai yang terjadi di Filipina saat ini memang telah menimbulkan kondisi yang berbahaya bagi peselancar, yaitu ombak yang besar.
"Topan telah membuat cuaca buruk di Filipina sehingga perlombaan selancar sempat ditunda sampai tiga kali," tulis situs tersebut.
Apresiasi
Pujian juga dilontarkan oleh Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, terhadap aksi heroik Casugay yang memilih menolong Arip di tengah perlombaan meski tengah unggul dalam perolehan nilai.
Raja Sapta menegaskan bahwa apa pun yang terjadi telah hadir sebuah rasa solidaritas yang tinggi dan hal itu ditunjukkan oleh seorang atlet.
"Apa pun ceritanya, kami respek dengan atlet Filipina tersebut. Perlombaan bukan masalah menang atau kalah. Ini lebih ke persahabatan antarnegara di kawasan. Saya sudah bertemu dengan Ketua Umum Komite Olimpiade Filipina dan menyatakan Indonesia bakal secara khusus memberikan apresiasi ke dia (Casugay). Cerita kali ini ialah tentang persaudaraan, ada yang melepas peluang karena ingin menolong seseorang," kata Raja Sapta. (Budi Ernanto/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved