Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
TAHUN 2018 menjadi tahun yang berkesan bagi dunia olahraga Indonesia. Betapa tidak? Pada tahun ini, dua multiajang terbesar di Asia terselenggara dengan sukses di Tanah Air.
Asian Games 2018 bergulir lebih dulu di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus-2 September lalu, sementara Asian Para Games pun menyusul satu bulan setelahnya, yakni pada 6 September-13 Oktober di Jakarta. Dua pesta olahraga itu pun dinilai sukses, tidak hanya dari sisi penyelenggaraan, tetapi juga prestasi.
Dalam penyelenggaraan Asian Games 2018, Indonesia hanya memiliki waktu yang singkat dalam hal persiapan. Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) hanya mendapat waktu 2,5 tahun sejak dimulainya persiapan pada Maret 2016 lalu.
Meski demikian, Indonesia terbukti mampu menggelar multiajang itu dengan sukses, bahkan mungkin sangat sukses, baik itu secara penyelenggaraan maupun prestasi.
Tidak berlebihan banyak pihak yang merespons positif dan memuji Indonesia. Tidak hanya Dewan Olimpiade Asia (OCA), tetapi juga para tamu negara.
Bahkan, Indonesia juga menjadi sorotan dunia. Kesuksesan penyelenggaraan di Asian Games 2018 membuat Indonesia mendapat dukungan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk mencalonkan diri sebagai penyelenggara Olimpiade 2032 mendatang.
Ketua Inasgoc, Erick Thohir, mengatakan kunci sukses Asian Games terletak pada kemegahan dari upacara pembukaan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), 18 Agustus lalu.
"Saya rasa ada key factor yang penting. Opening kita yang luar biasa membuat masyarakat kita sangat percaya bahwa kita bangsa besar. Karena memang di opening itu kita selebrasi Indonesia untuk dunia, kita menunjukkan identitas kita untuk dunia," kata Erick.
"Saya rasa semua atlet juga terpacu untuk siap bersaing. Sekarang banyak jadi miliarder. Rakyat itu tidak bisa dibohongi. Ketika kita memberikan yang terbaik, kita juga perlihatkan bahwa kita bangsa besar, animo dari masyarakat akan datang sendiri, dan mudah-mudahan kita terus bersatu ke depannya," lanjutnya.
Segala yang dicapai Indonesia tentu sangat terikat dengan peran pemerintah Indonesia yang begitu serius dalam menggarap persiapan penyelenggaraan. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan persiapan, perencanaan, dan koordinasi yang matang menjadi faktor keberhasilan dua multiajang tersebut.
"Salah satu tugas dari Presiden Joko Widodo kepada saya sejak saya dilantik ialah permintaan agar Asian Games harus dipersiapkan sedini mungkin dengan perencanaan yang matang, detail, dan harus melibatkan semua pemangku kepentingan. Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah karena doa dan partisipasi masyarakat Indonesia, penyelenggaraan ini bisa berhasil," ujar Imam kepada Media Indonesia, beberapa waktu lalu.
Prestasi gemilang
Selain sukses penyelenggaraan, Indonesia mencetak sejarah baru dalam hal prestasi. Sebagai tuan rumah penyelenggara, Indonesia tampil membanggakan dengan memperoleh 98 medali dengan rincian 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu.
Indonesia melewati target 10 besar dengan finis di posisi keempat di bawah para raksasa Asia yang didominasi Asia Timur, seperti Tiongkok yang keluar sebagai juara umum dengan 132 emas, 92 perak, dan 65 perunggu, Jepang di posisi kedua dengan 75 emas, 56 perak, dan 74 perunggu, serta Korea Selatan di posisi ketiga dengan 49 emas, 58 perak, dan 70 perunggu. Pencapaian tersebut merupakan yang terbaik dalam sejarah partisipasi Indonesia di Asian Games.
Meskipun saat menjadi tuan rumah pada 1962 Indonesia berhasil menduduki posisi runner-up klasemen, medali terbanyak yang diraih saat itu hanyalah 11 emas, 12 perak, dan 28 perunggu.
Keberhasilan kontingen Indonesia mendapat apresiasi tertinggi dari pemerintah di sepanjang keterlibatan atlet di Asian Games. Tak tanggung-tanggung, bonus berupa Rp1.5 miliar bagi peraih emas, Rp500 juta buat perak, dan Rp250 juta buat perunggu, serta jabatan pegawai negeri sipil dan sebuah rumah bagi peraih emas pun diberikan kepada para pahlawan olahraga nasional.
Di samping itu semua, hal terpenting yang menjadi perhatian Imam ialah warisan yang ditinggalkan dari penyelenggaraan. Menurut menteri asal Bangkalan Madura tersebut, Indonesia kini dapat memiliki aset olahraga, mulai infrastruktur hingga sumber daya manusia yang berkelas dunia, yang dapat menyokong peningkatan prestasi olahraga Indonesia di level yang lebih tinggi.
"Legacy pertama ialah masyarakat sudah betul-betul menjadikan olahraga sebagai gaya hidup, sebagai semangat, alat persatuan nasional. Legacy yang kedua ialah kita memiliki infastruktur olahraga yang berkelas dunia dan yang ketiga ialah kita memiliki sumber daya manusia berkelas internasional, seperti dokter, perawat, volunteer, panitia, wartawan, pasukan kuning, pengamanan yang tidak hanya memberikan rasa aman, tetapi juga nyaman, dan tim perhubungan yang dapat mengangkut mereka dengan baik dari wisma ke venue pertandingan dan sebagainya, ini patut disyukuri," jelas Imam. (R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved