PRIA yang menjadi korban rasis fan klub Liga Inggris Chelsea sebelum pertandingan 16 Besar Liga Champions di Kereta Paris Metro, Selasa (17/2) waktu setempat menilai para suporter yang menghalanginya masuk gerbong mesti dihukum.
''Mereka ini, suporter asal Inggris, mesti ditemukan, dihukum, dan dipenjarakan,'' ujarnya kepada harian Le Parisien, kemarin. ''Saya tidak tahu bahwa ada yang merekam kejadian itu. Fakta bahwa ini dibicarakan banyak orang memberi saya keberanian untuk mengajukan keberatan kepada polisi.''
Souleymane S yang lahir di Paris 33 tahun lalu dari pasangan berkebangsaan Mauritania itu sebelumnya tidak ingin melapor. ''Saya akan masuk gergon tetapi sekelompok fan asal Inggris menghalangi dan mendorong saya keluar. Mereka mengatakan sesuatu kepada saya dalam bahasa Inggris tetapi saya tidak terlalu mengerti apa yang mereka katakan.''
Polisi Prancis dan Inggris pun telah melakukan operasi pencarian para fan rasis ini. Politikus Prancis juga meminta mereka dikenai sanksi berat.
Dalam rekaman video amatir tampak Souleymane, yang akan pulang ke rumahnya di Prancis Utara dari kantornya di sekitar Stasiun Richelie-Drouot, didorong para fan ini agar tidak masuk gerbong kereta. Dua kali Souleymane didorong sebelum para fan ini menyanyikan: ''Kami rasis, kami rasis, dan kami suka seperti itu.''
Perekam dan penyebar rekaman insiden ini, Paul Nolan, kepada BBC Radio 4 mengatakan dia mulai merekam saat melihat ada tindakan tidak wajar.
Pihak Chelsea menegaskan bahwa mereka yang terlibat dalam insiden rasis di kereta ini akan dilarang menonton pertandingan klub.
FIFA dan UEFA juga telah mengeluarkan pernyataan mengutuk tindakan rasis tersebut. (AFP/Guardian)