Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Catat, Asian Games itu Hajat Bangsa Indonesia

Budi Ernanto
01/4/2018 18:55
Catat, Asian Games itu Hajat Bangsa Indonesia
(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

PEMERINTAH telah memperhatikan kepentingan rakyat dengan cara melakukan efisiensi selama mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Asian Games XVIII.

"Tidak benar kalau ada tendensi jor-joran hanya semata-mata untuk Asian Games. Pemerintah sangat transparan dalam penggunaan anggaran. Asian Games bukan hajatan pemerintah semata, tpi juga milik bangsa Indonesia. Apapun bentuk kritik harus secara logis dan rasional, itu dasar yang menjadi materi ketika disampaikan ke publik," kata Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (1/4).

Sebelumnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menuding persiapan Asian Games 2018 berlebihan dalam menggunakan anggaran negara. Menurut Prabowo, masih banyak kepentingan rakyat yang harus diutamakan.

Gatot menambahkan, pemerintah berterima kasih atas kritik tersebut. Ia membandingkan dengan Asian Games 2014 ketika Korea Selatan menjadi penyelenggara. Anggaran yang digelontorkan hingga Rp22 triliun. 

Sementara permintaan Inasgoc sebagai panitia penyelenggara, hanya dipenuhi sekitar Rp5,6 triliun dari permintaan yang mencapai Rp8,5 triliun. Pengurangan anggaran itu dilakukan setelah Inasgoc mengurangi jumlah cabang olahraga dari 42 menjadi 40.

"Inasgoc, pun juga dituntut pemerintah untuk tidak hanya mengandalkan APBN, dan itu bisa dilakukan melalui pelibatan kalangan dunia usaha baik BUMN maupun BUMS," lanjut Gatot.

Terkait dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah, Gatot mengatakan bahwa sebenarnya Vietnam yang terpilih melalui proses bidding pada 2012. Namun, karena Vietnam mengundurkan diri pada April 2014, Menpora saat itu yang dijabat Roy Suryo, memanfaatkan momentum tersebut untuk menunjukkan kesiapan Indonesia sebagai calon tuan rumah.

"Pada Juli 2014 Indonesia menemui Ketua Dewan Olimpiade Asia (OCA) Sheikh Ahmad Al-Fahad di Kuwait. Meskipun demikian, saat itu belum ada konfirmasi resmi kepastian walaupun Indonesia cukup berpeluang besar. Kepastian Indonesia baru diperoleh saat OCA mengadakan pertemuan Dewan Eksekutif OCA dua bulan setelah pertemuan tersebut saat awal berlangsungnya penyelenggaraan Asian Games 2014 di Incheon," beber Gatot.

OCA menyadari bahwa Indonesia tidak pada durasi waktu persiapan yang ideal seperti lazimnya tuan rumah Asan Games. Maka, diputuskan agar Indonesia tidak harus membuat area baru dengan pembangunan paket arena yang sepenuhnya baru. 

"Cukup melakukan renovasi, dengan syarat tetap sesuai standar internasional. Dengan cara itu, banyak anggaran yang dapat dihemat secara efisien," pungkas Gatot. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya