Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PELATNAS paralayang batal menjalani kamp pelatihan dan uji coba di luar negeri karena ke-terbatasan anggaran yang diberikan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Semula, timnas paralayang telah berencana menjalani kamp pelatihan selama satu bulan di Prancis pada Juni mendatang.
Mereka juga berencana berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia untuk disiplin cross country (lintas alam) di Thailand. Sayangnya, karena anggaran dipangkas, mereka batal menjalani keduanya.
Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yudha, mengatakan semulai timnya mengajukan anggaran sebesar Rp36 miliar. Namun, pemerintah hanya bersedia memberikan Rp12 miliar.
“Dari anggaran yang kita terima tersebut alokasi untuk uji coba dan TC hanya Rp2 miliar anggarannya sehingga engga cukup untuk ke sana. Padahal, di sana ialah tempat yang bagus untuk bertanding dan belajar, tapi karena dipangkas ya terpaksa akan fokus latihan di puncak,” ujar Wahyu kepada Media Indonesia di Jakarta kemarin.
Dari cabang karate, untuk dapat meraih hasil yang maksimal di Asian Games, tim poomsae bertolak ke Korea Selatan untuk menjalani kamp pelatihan. Di Gachon University, Provinsi Gyeonggi, tim poomsae akan dilatih langsung oleh salah satu perancang gerakan new poomsae, Profesor Tae Seong Jeong dari Asian Taekwondo Union.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (Kabid Binpres PB TI) Rahmi Kurnia mengatakan, dari enam atlet poomsae, dua atlet berangkat lebih awal. Mereka ialah Defia Rosmaniar dan Muhammad Alfi Kusuma.
“Kedua atlet ini adalah atlet prioritas di Asian Games, sedangkan empat atlet poomsae sisanya, yakni Maulana Haidir, Muhammad Abdurrahman Wahyu, Abdurrahman Darwin, dan Akhmad Syaiful Anwar akan berlatih di Muju, Korsel tanggal 19 Maret nanti. Saya, Alfi, dan juga Defia sudah tiba di sini sejak 15 Maret lalu,” ujar Rahmi. (Rul/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved