Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Perpres tidak Jamin Dorong Prestasi

Budi Ernanto budi_ernanto @mediaindonesia.com
21/10/2017 02:45
Perpres tidak Jamin Dorong Prestasi
(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

PEMERINTAH me­nerbitkan peraturan baru terkait dengan peningkatan prestasi olahraga nasional. Regulasi yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 95 Tahun 2017 tersebut mulai berlaku pada awal 2018. Dengan pemberlakuan perpres tersebut, tanggung jawab prestasi para atlet berada di tangan setiap pengurus cabang olahraga (cabor).

Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia Djoko Pekik mengatakan perpres tersebut tidak menjamin pencapaian target Asian Games 2018. Sebabnya, semua pengurus cabor belum dapat melaksanakan amanat sesuai dengan manajemen baru. “Pengurus cabor belum siap dengan manajemen latihan dan aktivitas mengurus APBN sehingga perlu ada pendampingan,” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/10).

“Selain itu, perlu adanya unit pengendali prestasi yang menetapkan dan memverifikasi standar kriteria atlet potensial atau cabor prioritas,” papar Djoko. Jika penetapan standar kriteria atlet potensial diserahkan kepada pengurus cabor, dia menilai kemungkinan akan terjadi bias keputusan. Semua pengurus akan mengklaim atlet atau cabor mereka potensial dan menjadi prioritas. Padahal, keputusan mereka bisa jadi justru kontraproduktif terhadap ketercapaian target Asian Games.

“Selama ini ketepatan prediksi peraihan medali yang dibuat pengurus cabor untuk berbagai ajang olahraga internasional rata-rata hanya 46%. Artinya 54% lebih sering meleset,” ujar Pekik. Menurut Pekik, unit pe-ngendali prestasi itu bukan berarti membuat pemerintah harus membentuk lembaga baru. KONI, kata dia, telah pantas dijadikan sebagai pihak yang memikul tugas tersebut dan peran­ mereka tidak hanya sebagai pengawas.

Terkait dengan hal itu, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gatot S Dewa Broto menegaskan tidak ada lagi lembaga baru yang akan dibentuk. Dia beralas-an perpres baru tersebut tidak mengatur pembentukan unit apa pun.

Tuntas akhir November
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyempatkan diri meninjau proyek renovasi dan pembangunan sejumlah arena Asian Games 2018. Dia memastikan seluruh arena selesai pada akhir November dan penataan kawasan selesai akhir Desember. “Setelahnya bisa dipakai untuk test event pada Februari 2018, salah satunya oleh cabang olahraga atletik. Semua venue terus ditinjau agar juga bisa digunakan atlet para games,” kata Puan.

Sementara itu, saat wawancara khusus, Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan Indonesia kini punya lebih dari 62 juta remaja dan pemuda. Mereka harus difasilitasi dengan kegiatan positif yang berdampak bagi lingkungan di sekitarnya. “Kami terus mengoordinasi seluruh kebijakan terkait dengan pelayanan kepemudaan karena mayoritas objek pembangunan dan kebijakan pembangunan itu pasti untuk anak muda,” kata Gatot di Jakarta, Kamis (19/10).

Sementara itu, di sektor olahraga, dia mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah konsolidasi internal dan eksternal. Tata kelola sepak bola menuju manajemen profesional terus disempurnakan sejak beberapa tahun terakhir. “Pembinaan atlet usia dini telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, begitu pula penghargaan dan jaminan hari tua bagi atlet berprestasi,” ujar Gatot. (Beo/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya