Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BAGI muslim, mengonsumsi makanan dan minuman halal merupakan kewajiban.
Itulah yang menjadi salah satu kekhawatiran saya ketika mengunjungi negeri asing, termasuk ketika mengunjungi Malaysia.
Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, Malaysia juga memiliki beragam etnik, seperti Melayu, India, Arab, dan Tionghoa, yang secara agama berbeda-beda.
Ketika saya berada di pesawat dari Jakarta menuju Kuala Lumpur, saya menjumpai perempuan paruh baya yang ternyata merupakan orang Indonesia.
Perempuan bernama Nana tersebut ternyata sudah 25 tahun menetap di Malaysia dan membuka warung masakan Indonesia, seperti ayam penyet.
Sebagai muslimah, Nana merasakan pentingnya memahami makanan halal dan tidak.
Dari Nana saya mendapat informasi bahwa Malaysia ternyata juga begitu memperhatikan halal tidaknya suatu restoran.
Dari penuturan Nana, ada tiga jenis restoran di Malaysia, yakni restoran milik orang India, Tionghoa, dan Melayu.
Ibu satu putra tersebut menjelaskan lebih detail bahwa setiap restoran orang muslim selalu diberi lambang-lambang berbau Islam di depan.
Kebanyakan yang berjualan pun orang Malayu.
Begitu pula di warung milik orang India, kita harus jeli membedakan mana yang halal dan tidak.
Menurut Nana, warung yang dimiliki kaum Mamak yang merupakan India Muslim di Malaysia biasanya halal.
Perempuan berusia 46 tahun itu lantas memperingatkan saya untuk tidak membeli makanan di warung miliki orang Tionghoa karena kehalalannya amat mungkin diragukan.
"Itulah yang membuat orang mudah membedakan makanan halal dan haram di Malaysia karena orang-orang Malaysia itu memang fanatik dengan hal-hal seperti itu, terutama di dekat Pelabuhan Klang tempat saya berjualan. Berbeda dengan Malaysia, saya justru lebih berhati-hati berada di Indonesia karena jarang sekali warung di sini memakai lambang halal, seperti di Medan, di Yogyakarta, Papua pun demikian," ujar Nana.
Saya mencoba membuktikan perkataan Nana dan ternyata benar. Banyak restoran atau warung makan Malaysia yang memiliki tanda-tanda restoran muslim, dari yang bertuliskan halal hingga tulisan lafaz Allah dan Muhammad di papan nama restoran.
Alhamdulillah, kata saya berucap dalam hati sambil melangkahkan kaki ke sebuah warung yang berada di kawasan Bukit Bintang tempat saya menginap. (Rul/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved