Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SAMBUTAN positif atas dibangunnya Tol Trans-Sumatra sangat terasa di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Kebanyakan warga mendukung upaya pemerintah membangun jalan penghubung tanpa hambatan dari Lampung hingga Aceh.
Tol di wilayah Jatimulyo akan menggunakan lahan milik 600 kepala keluarga. Sebagian besar dari mereka sudah menerima ganti rugi, tanpa masalah.
Bahkan, 13 kepala keluarga yang saat ini masih bermasalah dengan penggantian lahan milik mereka juga mengaku sangat mendukung pembangunan tol. “Tidak ada satu pun di antara kami yang tidak sepakat,” papar Andreas Lase, salah satu pemilik lahan yang belum menerima ganti rugi.
Desa Jatimulyo memiliki luas total 884 hektare. Berada di Lampung Selatan, jarak desa itu ke ibu kota Provinsi Lampung, Bandar Lampung, hanya sekitar 20 kilometer.
Namun, seperti diungkapkan Sekretaris Desa Jatimulyo Sutrisno, warga harus menghabiskan waktu paling cepat 1,5 jam menuju Bandar Lampung. Infrastruktur jalan yang buruk, berlubang, dan kendaraan yang padat menjadi penyebabnya.
Dukungan terhadap jalan tol di wilayah itu pun sudah menjadi keniscayaan. Banyak warga rela melepas tanah, tanpa masalah.
Tol Trans-Sumatra di wilayah Lampung dibangun di tiga kabupaten. Bermula dari Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, tol dibangun ke wilayah Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, hingga Terbanggi Besar di Kabupaten Lampung Tengah. Panjang total tol itu 140 kilometer. Tol akan melintasi 18 kecamatan dan 70 desa.
Sesuai dengan target
Pada ruas Bakeuheni-Terbanggi Besar atau tahap I, pengerjaan badan jalan utama terus dikebut. Sampai kemarin, kontraktor telah merampungkan 18,13 kilometer.
Pada tahap I ini pembangunan dibagi menjadi menjadi 4 paket, yang dikerjakan PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya, PT Adhi Karya, dan PT Wijaya Karya.
“Kami optimistis, Tol Trans-Sumatra di wilayah Lampung dapat rampung lebih cepat daripada provinsi lain,” kata pemimpin proyek Hutama Karya, Slamet Rahardjo.
Ditargetkan, saat Asian Games 2018 mendatang di Palembang, tol sudah dapat beroperasi. “Kami upayakan pengerjaan selesai sesuai target. Namun, harus didukung ke-tersediaan lahan,” tambahnya.
Slamet berharap Maret ini sudah semua lahan dibebaskan. “Tahun depan konstruksinya bisa selesai.”
Kerja konstruksi, tandasnya, dilaksanakan pada lahan yang sudah bebas, tanpa harus menunggu hingga lahan bebas seluruhnya.
Selain tahap I ruas Bakauheni-Terbanggibesar, di Lampung juga dibangun tahap II, yang menghubungkan Terbanggi Besar hingga Pematang Panggang di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel. Panjangnya mencapai 112 kilometer.
Gubernur Lampung M Ridho Ficardo berjanji terus mendorong tuntasnya pembangunan Tol Trans-Sumatra di wilayahnya, yang memanjang hingga 252 kilometer.
“Pembangunan sudah berjalan. Proses pembebasan lahan tahap I ruas Bakauheni-Terbanggi Besar juga sudah mencapai 80%.”
Kemajuan cepat juga diperlihatkan di tahap II. Seperti diungkapkan Ketua Tim Percepatan Pembebasan Lahan, Adeham, pihaknya sudah menyelesaikan penetapan lokasi yang telah mencapai 97 kilometer dari total 112 kilometer.
“Tinggal satu penetapan lokasi sepanjang 33 kilometer yang menunggu tanda tangan gubernur,” tambahnya.
Ia memperkirakan pembangunan Tol Trans-Sumatra tahap II akan lebih cepat dari tahap I. Pasalnya, pembebasan lahan terbilang cepat karena sebagian besar lahan milik perusahaan. Negosiasi berjalan lebih mudah. (NV/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved