Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Penyerapan Gabah belum Optimal

Cikwan Suwandi
13/3/2017 23:00
Penyerapan Gabah belum Optimal
(ANTARA)

HINGGA kini harga jual gabah masih rendah di tingkat petani. Bahkan, penyerapan yang dilakukan Bulog belum optimal.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, para petani mengeluhkan rendahnya harga jual gabah, sedangkan Bulog kurang gesit menyerapnya jika dibandingkan dengan tengkulak.

"Memang harusnya dibeli oleh Bulog. Kasihan juga banyak petani menjerit. Mereka jangan disuruh-suruh menanam, tapi bingung menjual panennya," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Hanafi Chaniago kepada Media Indonesia, Senin (13/3).

Menurutnya, Bulog harus membeli gabah dengan tingkat kandungan air mencapai 26%-30%, dan sesuai dengan harga pembelian pemerintah, yakni Rp3.700 per kg.

"Memang saat ini pertanian di Karawang sering terkena serangan hama dan cuaca buruk, tetapi untuk harga, saya mencurigai ada permainan tengkulak," ucapnya.

Akibatnya tidak jarang gabah petani hanya ditawar Rp3.500 hingga Rp3.000 per kg dengan alasan kualitas buruk.

Ia pun menginginkan agar terbentuk badan usaha milik daerah (BUMD) bidang pertanian.

BUMD ini berfungsi membantu petani menjual hasil panen dengan harga tinggi.

Kepala Bidang Pelayanan Bulog Divisi Regional NTT, Dominggus Foes, mengatakan pengurangan target serapan beras disebabkan penyerapan beras 2016 jauh dari target.

"Tahun lalu penyerapan beras 1.835 ton, atau 12% dari target," jelas Dominggus.

Gagal panen juga terjadi di sentra produksi beras di sejumlah wilayah seperti di Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Mbay, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur, Belu, dan Rote Ndao.

Akan tetapi, ia yakin penyerapan beras tahun ini bakal tercapai karena selain curah hujan normal, TNI tengah membuka lahan sawah baru di berbagai daerah.

Sementara di Lampung, tim Sergap menargetkan menyerap 14.461 ton gabah di luar kualitas selama Maret hingga Agustus.

Kepala Divre Bulog Lampung, Bubun Subroto, mengatakan pihaknya nekat membeli gabah dengan kualitas rendah untuk menstabilkan harga gabah.

Serapan turun

Di Nusa Tenggara Timur, Bulog setempat menurunkan target serapan beras petani menjadi 13.950 ton selama 2017.

Sampai Maret ini, beras yang sudah diserap Bulog mencapai 101 ton.

Angka ini berkurang jika dibandingkan dengan target penyerapan beras pada 2016 sebanyak 15 ribu ton.

Di Cirebon, Bulog setempat baru menyerap 7.000 ton, setara beras atau 14 ribu ton gabah sejak Januari lalu.

Di tengah keterpurukan harga gabah, animo petani menjual gabah ke Bulog relatif tinggi.

Seperti di Kabupaten Sukabumi, dinas pertanian setempat mengklaim penyerapan gabah saat ini cukup tinggi, hampir 900 ton, sementara kapasitas gudang hanya 700 ton.

Sama halnya di Tegal dan Brebes, meski harga gabah anjlok, Bulog Pekalongan tetap membelinya.

Sebaliknya, di Purwakarta, para petani lebih suka menjual gabah ke tengkulak meski mereka sering jadi korban permainan harga.

"Bulog banyak aturan. Kadar air gabah dan syarat lainnya yang ditetapkan Bulog menyulitkan petani," kata Misja, petani setempat. (BB/RZ/AU/UL/EP/PO/JI/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya