Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
DUA calon gubernur Aceh yang juga mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saling klaim memenangi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Aceh berdasarkan hasil penghitungan suara sementara versi quick count masing-masing.
Paslon nomor urut lima Muzakir Manaf-TA Khalid menyebutkan berhasil meraih suara 41,52%, mengungguli pasangan nomor urut enam Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah dengan perolehan suara 31,96%.
Mantan Panglima GAM, Muzakir Manaf, mengaku mampu meraih kemenangan telak di 12 kabupaten/kota. Sedangkan 11 kabupaten/kota pasangan yang diusung Partai Aceh dan Gerindra itu menang tipis atas lima kandidat lain.
"Kami menguasai suara terbanyak di sejumlah kabupaten, hanya beberapa daerah yang berada di urutan kedua. Termasuk di Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur. dan Kabupaten Pidie yang merupakan lumbung suara terbanyak. Meskipun kami tetap menghargai apa pun keputusan dari penyelenggara," katanya. Kamis (16/2).
Dari hasil hitung cepat versi Partai Aceh ini, peroleh suara terbanyak ketiga diperoleh pasangan Tarmizi Karim-Machsalmina Ali sebesar 15,36% diikuti pasangan Zaini Abdullah-Nasaruddin. Selanjutnya, pasangan Zakaria Saman-T Alaidinsyah yang memperoleh 5% lebih suara, dan pasangan Abdullah Puteh-Sayed Mustafa Usab memperoleh 1,90% suara.
Sementara itu, dalam konfrensi pers yang berlangsung di Kantor DPD Partai Demokrat Aceh, calon Gubernur Aceh pasangan Irwandi Yusuf, Nova Iriansyah, juga mengklaim meraih dukungan suara 42,9%. Berdasarkan hasil hitungan cepat versi paslon ini, cagub nomor urut lima pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid memperoleh 27,4% suara di peringkat kedua.
Menurut calon wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, saat ini 23 kabupaten kota masih sedang melakukan pengolahan data melalui sistem khusus.
"Hasil quick count dari 498 TPS di seluruh Aceh. Kami berhasil meraih kemenangan 42,9% dan paslon nomor urut lima hanya 27,4%," sebutnya.
Pihaknya juga akan segera mengumumkan hasil real count setelah semua data dari petugas di lapangan terhimpun. Karena sekarang semua petugas masih sedang bekerja proses pengolahan data yang diperoleh dari tempat pemungutan suara (TPS) masing-masing di seluruh Aceh.
"Quick count yang dipublikasikan ini tingkat kepercayaannya tinggi. Lalu soal real count, sehebat apa pun, tidak mungkin langsung bisa dapat real count. Namun segera dipublikasi," terangnya.
Di lain kesempatan, Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menegaskan yang menjadi pegangan hasil perolehan suara atau pemenang Gubernur-Wakil Gubenrur Aceh pada Pilkada serentak 2017 ialah real count yang nantinya disampaikan pada rapat pleno terbuka. Saat ini, seluruh penyelenggara di setiap daerah tengah melakukan proses rekapitulasi semua tingkatan.
"Hasil rakapitulasi di tingat PPK masih berlangsung, hasil ini akan disampaikan kepada KIP kabupaten/kota dan juga akan melaksanakan rekapitulasi penghitungan suara. Selanjutnya hasil tersebut akan disampaikan ke KIP Aceh. Insya Allah pleno rekapitulasi terbuka akan diselenggrakan sesuai jadwal," kata Ketua KIP Aceh, Ridwan Hadi.
Meski demikian, KIP Aceh tidak mempermasalahkan hasil penghitungan cepat yang dilakukan dan dikeluarkan tiap paslon. Meskipun dari mereka ada yang mengklaim unggul atau menang dalam perolehan suara. Menurutnya hal itu menjadi acuan setiap paslon saja.
"Silakan saja dengan data-data yang diperoleh. Namun, bagi penyelenggara punya mekanisme dan taat terhadap aturan yang ada untuk menentukan pemenang. Jadi, yang menjadi pegangan adalah sertifikat hasil penghitungan suara di tingkat TPS, lalu sertifikat itu akan direkap di PPK. Itu lah yang menjadi pegangan dan acuan untuk menentukan siapa calon Gubernur-Wakil Gubernur Aceh yang terpilih," tuturnya.
Dia menambahkan, jika terjadi perimbangan perolehan jumlah suara antara paslon, berdasarkan ketentuan undang-undang, KIP akan melihat dan menghitung sebaran perolehan suara masing-masing paslon di setiap daerah untuk menentukan siapa yang unggul.
"Kalau itu terjadi, kami akan hitung sebaran suara siapa yang paling banyak di kabupaten/kota. Kalau masih sama, akan dihitung tingkat kecamatan, dan jika masih sama juga akan dihitung di tingkat gampong atau desa untuk menentukan pemenangnya," ujarnya.
Ia melanjutnya, penentuan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih pada Pilkada serentak 2017 ini tidak sama dengan DKI Jakarta yang memiliki aturan tersendiri yaitu dua kali putaran pemilihan. Aceh dan daerah-daerah lain memiliki aturan tersendiri, yakni pasangan yang memperoleh suara terbanyak ialah yang menang atau terpilih.
Secara keseluruhan pelaksanaan Pilkada tahun ini di 23 kabupaten/kota dapat berlangsung dengan aman dan kondusif, mulai dari tahapan pemungutan hingga pengihitungan suara. Menurutnya, sebelum hari H Pilkada, bersama Kapolda Aceh, Irjen Pol Rio Septianda Djambak, Pangdam Iskandar Muda Tatang Sulaiman, dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah telah meninjau persiapan pelaksanaannya di Aceh Timur, Aceh Utara, dan Pidie.
"Kami dari penyelenggara mengapresiasi dan berterima kasih kepada Forkopimda, Polda Aceh, Kodam Iskandar Muda, dan para pasangan calon serta seluruh masyarakat Aceh yang telah mendukung pelaksanaan Pilkada dapat berlangsung aman dan damai. Semua tahapan proses penghitungan dan rekapitulasi perolehan suara dapat juga berjalan lancar," pungkasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved