Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
SETIAP musim hujan, jalan raya di Rancaekek, Kabupaten Bandung, selalu kebanjiran akibat luapan Sungai Cikijing. Dalam penelusuran Pemprov Jawa Barat, salah satu penyebabnya ialah adanya bangunan yang dibuat PT Kahatex, perusahaan tekstil besar di wilayah itu, di atas aliran sungai.
"Untuk menyelesaikan persoalan banjir di Rancaekek, semua pihak harus memiliki komitmen. Salah satunya, PT Kahatex, yang seharusnya membongkar bangunan yang menutupi sungai dan menyebabkan banjir," papar Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Indonesia Jawa Barat, Dadan Ramdan, kemarin.
Ia menyebut pembuatan bangunan di atas saluran sungai merupakan pelanggaran. Bahkan, beberapa bangunan perusahaan itu juga berdiri di atas sempadan Sungai Cikijing.
Pemprov Jabar, tandasnya, harus memastikan pembongkaran itu dilakukan. "Bukan sekadar omongan."
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menginformasikan PT Kahatex menyatakan kesediaan untuk membongkar bangunan di atas sungai di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Kami akan segera memanggil mereka untuk membicarakan kesanggupan itu. Rapat teknis segera dilakukan terkait pembongkaran itu."
Upaya mencegah banjir juga dilakukan warga Desa Piyak, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dengan memperbaiki tanggul sepanjang 300 meter di Kali Mekuris. Anak Bengawan Solo itu selalu luber saat musim penghujan sehingga menenggelamkan areal persawahan.
Apalagi, saat musim penghujan tahun lalu, tanggul sepanjang 300 meter itu ambles. "Kami memperbaiki tanggul secara darurat dengan menumpuk ratusan karung berisi pasir dan tanah. Tanggul yang ambles diperkuat dengan pemasangan pasak bambu," kata Wawan, 45, warga.
Camat Kanor Subiyono mengatakan perbaikan tanggul Kali Mekuris secara darurat sengaja dilakukan dengan bergotong royong. "Agar perbaikan bisa segera dilakukan."
Satu tanggul lain, yakni tanggul Sungai Jarum di Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah, juga longsor akibat tergerus banjir, pekan lalu.
Longsoran tanggul tersebut, nyaris memutus jalan desa sehingga perlu segera diperbaiki.
"Kondisi tanggul Sungai Jarum nonpermanen sehingga rawan longsor saat sungai meluap. Tanah longsor terjadi karena tanggul tidak mampu menahan arus sungai yang deras," kata Camat Bayat Edi Purnomo.
Untuk perbaikan tanggul, dia telah meminta BPBD Klaten menyediakan karung plastik dan beronjong kawat.
Kepala BPBD Klaten Bambang Giyanto berjanji longsor tanggul Sungai Jarum segera ditangani. "BPBD akan melibatkan relawan, TNI, Polri, dan warga setempat."
Di Klaten, tanggul Sungai Dengkeng juga rawan jebol karena kondisi tanggul di beberapa titik kritis. Selain pendangkalan, sungai ini terkena dampak pintu air yang tidak berfungsi optimal. (BU/YK/JS/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved