Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Polisi Pastikan FPI Penyerang Markas GMBI

Budi Mulia Setiawan
14/1/2017 09:41
Polisi Pastikan FPI Penyerang Markas GMBI
(MI)

SEBANYAK 20 orang dipe­riksa dalam kasus pembakaran satu rumah dan satu Sekretariat GMBI di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, kemarin dini hari. Polisi juga terus menyelidiki penyerangan Sekretariat GMBI di Tasikmalaya dan Ciamis.

“Sudah kita amankan 20 orang dari massa yang diduga mengetahui aksi pembakaran di Bogor,” ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus di Polda Jabar, kemarin.

Yusri mengiakan, pelaku pembakaran di Bogor merupakan anggota FPI. “Iya, betul. Sudah dikonfirmasi,” tuturnya.

Peristiwa itu merupakan buntut bentrokan massa GMBI dengan massa Front Pembela Islam (FPI) saat pemeriksaan Rizieq Shihab dalam kasus dugaan penistaan Pancasila di Polda Jabar, Kamis (12/1).

Kelompok GMBI melayangkan laporan ke Polda Jawa Barat lantaran salah satu anggota mereka diserang dengan senjata tajam. Selain itu, di Polrestabes Bandung terdapat laporan penganiayaan empat anggota FPI.

Yusri menegaskan tindakan perusakan dan pembakaran markas GMBI dipicu berita bohong (hoax) di media sosial yang menyebutkan adanya penyekapan oleh massa GMBI di Bandung. “Jadi, semua berdasarkan provokatif medsos sehingga terjadi aksi di beberapa wilayah,” ujar Yusri.

Informasi hoax juga memicu penyerangan Sekretariat GMBI di Tasikmalaya dan Ciamis. Informasi yang ramai diberitakan di media sosial ialah kasus penusukan oleh GMBI sehingga menyulut amarah FPI di Tasikmalaya dan Ciamis.

“Kita dalami terus karena ini sudah kriminal murni, tapi untuk kasus Tasik dan Ciamis, kita masih terus upayakan menggali informasi pelakunya,” ujarnya kemudian.

Dari kasus itu, polisi meminta masyarakat lebih teliti dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan. “Tolonglah menjadi masyarakat pembaca yang cerdas dan tidak mudah terprovokasi,” serunya.

Hingga kini, Kapolres Kota Tasikmalaya AKB Arif Fajarudin menegaskan belum ada laporan dari GMBI Manonjaya, Tasikmalaya, terkait dengan perusakan markas mereka. Laporan yang masuk hanya penyerangan massa FPI terhadap salah satu dosen asal Lampung.

“Kendaraan yang dinaikinya beriringan dengan kendaraan ormas GMBI, tetapi mereka (FPI) salah sasaran,” katanya.

Ketua Umum GMBI Muhamad Fauzan mengaku akan menempuh upaya hukum. Menurut Fauzan, bentrokan di Polda Bandung dipicu pemukulan anggota GMBI oleh massa FPI.

Meski tidak ada korban jiwa, penyerangan markas GMBI di Ciamis dan Tasikmalaya telah menyebabkan rusaknya kaca jendela dan gerbang. Tidak ada pelaku yang ditangkap.

Ketua GMBI Kabupaten Ciamis Evi Wahyudin mengatakan saat kejadian, pengurus dan anggota berada di Bandung untuk meng­ikuti aksi di Polda Jabar.

Disesalkan Aher
Atas peristiwa itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta seluruh pimpinan organisasi masyarakat atau ormas yang ada di Provinsi Jawa Barat turut menjaga kekondusifan dan keamanan di tengah-tengah perbedaan yang ada.

“Seharusnya hal-hal seperti ini dihindari jika semua pihak bisa menahan diri dan emosi. Saya sesalkan mengapa ini bisa terjadi, padahal itu sesama anak bangsa, hanya karena beda pendapat. Seharusnya tidak terjadi demikian,” kata dia di Bandung.

Terkait dengan status Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan sebagai Dewan Pembina GMBI, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Rikwanto mengaku tidak ada masalah dengan itu. Pasalnya, pejabat kepolisian mana pun sering diminta menjadi dewan pembina di sebuah perkumpulan. (Nic/AD/Ant/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya